Persoalan tentang Profesi sebagai GURU

Dalam beberapa dekade akhir akhir ini terdengan bahwa Anggaran pendidikan meningkat, kesejahteraan guru dan dosen lebih diperhatikan membuat dunia pendidikan semakin bergairah. Berbarengan dengan itu pula, profesi guru sangat diminati, meskipun di harapkan diminati bukan karena materi. 4 tahun yang lalu profesi guru menjadi bahan tertawaan yang tidak lucu, apalagi guru SD. Hal itu dikarenakan kesejahteraan guru yang masih kurang memadai. Jika ditemui guru kaya (punya mobil reyot dan rumah yg tdk bocor dimusim hujan) tapi tak punya bisnis sampingan pasti gajinya minus 1jt/bulan.
Belakangan ini dengan adanya isu-isu sertifikasi/tunjangan fungsional guru dan dosen sebesar 1 kali gaji pokok akan menjadi pertimbangan yang kuat untuk bercita-cita menjadi guru. Dahulu, penempuh pendidikan jalur guru adalah pelarian atau bahkan hasil saringan yang tak terpakai dan tidak punya banyak pilihan lain jika ingin menempuh perguruan tinggi. Seiring dengan isu sertifikasi tersebut, sekarang keadaan sudah terbalik.
Sertifikasi sebenarnya merupakan program pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dengan harapan guru akan lebih fokus dalam mengajar. Meskipun begitu, program itu belum sepenuhnya bertelor, bagaimana mau mengajar yang maksimal kalau kemampuan sudah pentok, “ini sudah maksimal” ? Dan masalah moral.
Sebagai solusi masalah di atas, dan agar program sertifikasi tersebut tidak mandul maka salah satu jalan, rekrutment para calon guru harus benar-benar selektif. Kembali lagi, uang bukan ukuran pendidikan. Berikanlah kepada calon-calon guru bangsa kita ini jam terbang mata perkuliahan yang tinggi, bukan perkuliahan formalitas dan tularkan ilmu-ilmu yang berdaya ledak tinggi, kalau perlu sekolahkan keluar negeri sehingga meluluskan seorang guru yang betul-betul dapat diandalkan sehingga dapat membawa kemajuan dalam dunia pendidikan dan bukan meluluskan seorang sarjana.  Jadi target kita, manusia berkemampuan sarjana, bukan manusia bergelar sarjana.
Kita tidak usah mempermasalahkan guru kita yang sekarang, beberapa waktu yang lalu begitu keras suara "-----" di media, bernada menghina guru penyandang sertifikasi.  Sekali lagi, mari kita cari solusi bukan menyalahkan. Jika guru yang saat ini dirasa kurang baik, maka mari bersama menetaskan generasi guru baru yang lebih baik dengan siasat dan strategi yang paling terbaru pula.
Mari singkirkan otak-atik laptop yg tak berguna, singkirkan koran pagi, singkirkan gosip kosong, matikan acara TV dan mari berangkat pagi-pagi ke Kantor. Malu pada guru kita yang sedang bekerja keras mencangkul dilahan kering dan keras.,,,,, hemmmm trus pendapat kalian gimana nih?????? dengan permasalahan ini???

0 { ADD KOMENTAR }:

Search