Pesan dari Mbh google buat Para Blogger Maniak

Tips ini saya ambil langsung dari Mbhnya google, jadi kalain simak nih apa kata mbh google kita untuk mempercepat halaman blog yang kita punya, oke,,,

1 . Post
jumlah posting / artikel yang ditampilkan pada halaman awal atau homepage ikut mempengaruhi kecepatan loading access. jadi intinya jangan terlalu banyak menampilkan posting pada halaman awal. google ngerekomendasiin kalo jumlah post kita tuh jangan melebihi 10.

2. JavaScript dan Links pihak ketiga
untuk mengoptimalkan kecepatan load blog, mbah google juga mengerekomendasiin menggunakan google/blogger widget yang udah build in. tapi kalo kita terpaksa gunain javascript punya pihak ketiga, agar kecepatan loading access tetap optimal letakkan javascript pihak ketiga tersebut pada footer atau pada bagian paling bawah sidebar.

3. Gambar
semakin banyak gambar pada homepage maka semakin lambat kecepatan loadnya, jadi sedapat mungkin kontrollah ukuran gambar dan kualitasnya dengan menggunakan program pengeditan gambar seperti adobe photoshop. google juga bilang agar kita meng-uploadnya ke web album picassa.

4. rekomendasi lainnya
jika sobat blogger menggunakan custom CSS ke blog, sedapat mungkin meletakkannya pada bagian atas dari halaman edit html

nah itulah sebagian tips dari mbah google, jadi ini bukan tipsnya ane pribadi. otomatis lebih terpercaya kl langsung dari Mbh Google kan,,,, xixi,,,

Cara untuk menjadi Hacker Pemula

    Sebenarnya ada berbagai cara untuk kita menjadi lebih paham dan mengerti dengan apa yang dimaksud pemograman, hanya saja sangat dibutuhkan kemampuan yg jelih dalam menginterprestasikan ataupun menganalisa suatu alogaritma dari suatu kode kode dalam menyusun pengkodean dalam merumuskan ataupun menyusun suatu program yang begitu banyaknya yang ada dalam suatu sistem perkomputeran sekarang ini, dibawah ini ada bebrapa tips buat kalian yg pengen menjadi lebih mengerti dengan seorang hacer :
Kata bahasa Inggris “hacker” pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama.

    Sebenarnya definisi hacker bermacam-macam. Yang baik, memiliki panggilan white hat. Jadi, bagi para penyusup/perusak yang hanya bisa merusak, namun tidak bisa menjadikan suatu sistem menjadi menjadi lebih baik bukanlah seorang hacker sejati, melainkan seorang hacker topi hitam (cracker/black hat).

1. Menguasai Berbagai Bahasa Pemrograman Komputer

Ini adalah mutlak, bagaimana kamu ingin membuat sistem lebih baik jika kamu tidak menguasai bahasa pemrograman yang menyusunnya ? Hal ini bisa dimulai dengan hal yang simpel, dengan belajar mendownload contoh program untuk melihat sintaks dan gaya pemrogramannya.

Bisa juga membeli buku, mendownload manual dan tutorial yang tersebar di internet. Kursus juga bukanlah hal yang buruk untuk dicoba. Dari berbagai bahasa pemrograman yang populer, penulis menyarankan untuk mencoba php, krena bahasa pemrograman satu ini sangat mudah dan simpel untuk dimengerti. Jika ingin melihat daftar lengkap bahasa pemrograman dan peringkatnya, silahkan klik di sini
2. Memahami Jaringan Komputer

Dengan memahami topologi jaringan, kamu bisa membuat jaringan yang aman. Kamu juga bisa mencoba mencari celah ke suatu sistem melalui jaringan komputer. Jaringan komputer juga sudah menjadi hacking yang cukup asyik dan cukup banyak peminatnya.

Jika kamu tidak memahami tentang jaringan, bagaimana kamu tahu bahwa kamu sedang di serang melalui internet ? atau komputermu di sadap ? itulah gunanya mempelajari sistem jaringan.
3. Menguasai Algoritma

Kita harus menguasai algoritma, agar mampu memecahkan masalah secepat dan setepat mungkin. Hacker yang tidak menguasai algoritma bagaikan hacker yang belum sarapan. Jadi persiapkan dirimu untuk memulai belajar algoritma dan bagaimana cara penyelesaiannya.

Dengan menguasai algoritma, dipastikan berbagai masalah seperti apapun dapat dengan mudah untuk dipecahkan! :D
4. Mengumpulkan Informasi

Sebenarnya dalam menyusup sebuah sistem, hacker tidak selalu beruntung. Meski sudah mengerahkan kemampuan maksimal, hasilnya tetap nihil. Hal ini dapat dijadikan pengalaman, bahwa segala sesuatunya perlu dipersiapkan secara matang. Seperti mencoba mencari informasi merupakan sebuah kewajiban. Jangan menyusup ke dalam sistem tanpa kita tahu sistem operasinya apa ? apakah linux, windows, atau mac os ? apakah user yang dipakai administrator atau user biasa ?

Jadi tanpa informasi yang memadai, seorang hacker bagaikan tentara tanpa alat navigasi dan misi.
5. Sabar dan Tekun

inilah faktor yang tidak dapat dipungkiri dan diremehkan. Tanpa sabar dan tekun, dipastikan keinginanmu untuk menjadi hacker akan sia-sia karena menjadi hacker bukan hanya membaca buku setebal 2 cm atau membaca tutorial hacking instan.

Dunia hacking luas, tidak hanya itu-itu saja. Kamu harus belajar dan terus belajar, karena teknologi terus berkembang serta berinovasi, yang mau tak mau kamu harus mengikuti teknologi yang terbaru.

MENJAGA KINERJA DAN UMUR HARDDISK

Ingin harddisk anda tetap sehat dan bekerja secara maksimal? Ada banyak cara untuk mewujudkannya. Semua bias ada simak dibawah ini.

Biasakanlah untuk selalu melakukan defragmentasi sector pada harddisk untuk mengurutkan letak data yang tersimpan didalamnya gunakan peranti yang mendukung, misalnya Disk Defragmenter pada system operasi Windows. Piranti ini bias diakses melalui menu start > All Programs > System Tools > Disk Defragmenter.

Periksa kondisi fisik harddisk menggunakan fasilitas Scan disk. Klik kanan pada harddisk lalu pilih properties dan buka tab tools setelah itu klik Check Now.

Sisakan ruang kosong pada harddisk minimal 10 % dari total kapasitasnya untuk menyediakan ruang napas bagi harddisk. Dengan demikian, harddisk bias bekerja dengan baik. Bersihkan semua file yang bersifat sementara misalnya pada C:\Windows\Temp\. Masuklah ke folde c:\windows\documents and settings, lalu klik menu tool > Folder option pada browser. Berilah tanda cek pada Show hidden folders. LAnjutkan akses ke folder documents and Settings\nama user\local setting\temporary internet files dan temp. hapuslah isi kedua foldewr tersebut. Ingat jangan sampai anda salah menghapus data.

Usahakan agar voltase listrik dirumah anda konstan untuk computer dan tersedia cadangan daya yang cukup untuk keperluan shutdown menggunakan prosedur semestinya jika sewaktu2 aliran listrik terputu. Untuk itu, kalau bias gunakan UPS dirumah anda.

PAnas yang berlebihan akibat putaran piringan harddisk merupakan salah satu musuh utama harddsisk. Oleha karena itu, mamfaatkan fasilitas hibernasi dan sleep. PAda system operasi Windows, fasilitas tersebut bias diakses melalui Control panel > Display > Klik tombol power dan atur konfigurasi hibernasi dan sleep. Kedua mode ini akan memperlambat putaran piringan harddisk, mengurangi kerja head, dan mengurangi pasokan daya listrik ke harddisk saat computer tidak digunakan.

Atur aliran udara (ventilasi) dalam rangka computer. Ringkaslah dan posisikan kabel supaya tidak menghalangi ventilasi udara. Jika perlu, beriksn kipas tambahan yang mengarah pada harddisk untuk mendinginkannya. Jiks mnrggunakan lebih dari 1 harddisk, jangan menyusunnya terlalu dekat dalam satu tumpukan. Panas dari punggung satu ke harddisk yg lain akan memancar ke permukaan harddisk yg lainnnya.

Jika harddisk anda mendukung fasilitas SMART, aktifkan lewat BIOS. Fasilitas ini bias mendeteksi kondisi harddisk secara berkala dan memberikan peringatan beberapahari sebelum harddisk rusak. Segera pindahkan dan selamatkan isi harddisk yang penting jika muncul peringatan dari SMART.

MEmbuat beberapa partisi untuk harddisk memisahkan tempat penyimpanan system operasi dan data kerja. JAdi jika sewaktu2 Anda harus menginstall ulang system operasi anda tidak perlu kuatir akan keselamatan data kerja anda.

MobiSystems_OfficeSuite_4.60.zip

Untuk para pengguna HP OS sembian, nih ada Aplikasi Word Office buat HP kalian, dimana fitur didalamnya sudah dilengkapi degan 3 pendukung seperti Word , exel , power point. jadi akan lebih memudahkan kita dalam melakukan aktivitas aktivitas tertentu dan sekaligus mempermudahkan kita untuk mendapatkan suatu info dari suatu file file yang kita butuhkan. sebenarnya Aplikasi ini udah lama dipublikasikan, tapi apa salahnya jika kita selalu saling berbagi info dan software geratisan lg, heheee


yasudah kalian langsung saja coba aplikasi ini di Hp OS kalian,
Donload

Dari Iri Hati, Lahir Komunitas Blogger

Komunitas blogger Anging Mammiri berusia tepat empat tahun pada Kamis (25/11) kemarin. Irayani Queencyputri, pendiri perkumpulan blogger Makassar itu, mengirim email ke Yahoo! Indonesia. Ia bercerita tentang sejarah komunitas itu, aktivitas, dan berbagai hal seputar Anging Mammiri, yang kini diketuai Syaifullah Daeng Gassing. Makassar ternyata punya "kehidupan maya" yang meriah. Simak saja:
Anging Mammiri artinya angin sepoi-sepoi. Orang-orang di Makassar senang menghabiskan sore hari menikmati pemandangan matahari tenggelam yang indah, sambil menikmati angin di tepi Pantai Losari.
Nama itu lalu dipakai oleh komunitas yang menjadi wadah bagi blogger Sulawesi Selatan umumnya dan Makassar khususnya, agar bisa bisa lebih mudah bertukar informasi dan memperluas jaringan pertemanan.
Awalnya, komunitas Blogger Makassar terbentuk karena rasa 'iri hati' melihat komunitas-komunitas blogger di kota lain yang sudah berkembang lebih dulu. Komunitas ini berawal dari beberapa blogger Makassar yang terdaftar pada komunitas blogger Blogfam (Blogger Family). Ini salah satu pionir komunitas blogger di Indonesia, yang didirikan oleh Labibah Zain, yang lebih dikenal dengan nama Maknyak.
Suatu hari di bulan November 2004, Maknyak datang mengadakan riset penelitian sekaligus bertemu dengan para blogger yang ada di Makassar. Kopi darat yang dihadiri beberapa anggota Blogfam di Makassar itu lalu berlanjut ke kopi-kopi darat selanjutnya, lalu ide untuk membentuk komunitas blogger Makassar.
Ide itu lumayan makan waktu untuk terealisasikan. Setelah berbulan-bulan, akhirnya bibit komunitas muncul dengan dibukanya milis blogger Makassar di http://groups.yahoo.com/group/blogger_makassar. Lalu menyusul situs angingmammiri.org pada 16 Oktober 2006, yang dilengkapi slogan "Tempat Kumpulna Blogger Makassar", yang bukan dimaksudkan sebagai pembatas geografis, namun sebagai "merek" untuk mengikat blogger yang memiliki jejak historis di Makassar, meski ia bisa saja tinggal di belahan dunia lainnya.
Komunitas ini kemudian diresmikan sebagai Komunitas Blogger Makassar Angingmammiri.org pada tanggal 25 November 2006. Dari 114 blogger di situs angingmammiri.org, dan 100 blogger yang terdaftar di mailing list Blogger Makassar, jumlah itu kini menjadi lebih dari 1000 blogger di situs angingmammiri.org, dan 623 blogger yang terdaftar di mailing list blogger Makassar.
Tiap ulang tahunnya, Anging Mammiri merayakannya dengan syukuran yang melibatkan diskusi dan seminar. Tahun ini, diskusi dan seminar itu tak digelar lagi, tapi diganti acara jalan-jalan untuk mengenal ciri khas budaya dan lingkungan di Sulawesi Selatan. Wisata bahari dan outbond itu juga melibatkan komunitas Koprol di Makassar, Daengkops, juga komunitas Plurker Makassar.
Lebih lanjut soal komunitas ini, bisa diikuti di akun Koprol, Twitter, dan Plurk Anging Mammiri dengan id @paccarita.


http://id.news.yahoo.com/yn/20101126/ttc-dari-iri-hati-lahir-komunitas-blogge-a205e32.html

Malaysia Usir 1.132 TKI Ilegal

Tanjungpinang (ANTARA) - Sebanyak 1.132 TKI ilegal diusir Pemerintah Malaysia selama November 2010 (1-26/11) dari Pelabuhan Pasir Gudang, Johor Bahru menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.
Kepala Imigrasi Tanjungpinang Surya Pranata, Jumat, mengatakan, jumlah TKI bermasalah yang dipulangkan ke Indonesia melalui Pelabuhan Sri Bintan pura Tanjungpinang pada hari ini sebanyak 150 orang.
"Pengusiran terhadap TKI bermasalah itu tergantung kebijakan Pemerintah Malaysia," ujar Surya.
Ia mengatakan, jumlah TKI bermasalah yang diusir Pemerintah Malaysia pada tahun 2009 lebih dari 32.000 orang, tahun 2008 sebanyak 35.143 orang dan tahun 2007 sebanyak 34.652 orang.
Hingga sekarang, dalam setiap pekan Pemerintah Malaysia mengusir ratusan TKI ilegal dari Pelabuhan Pasir Gudang menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura.
"Mereka tinggal sementara waktu di penampungan TKI bermasalah sebelum dipulangkan ke kampung halamannya," ujarnya.
TKI bermasalah tidak mengantongi dokumen kependudukan ketika diusir Pemerintah Malaysia. Bahkan diantara mereka tidak memiliki uang lagi dan hanya membawa pakaian yang melekat di tubuhnya.
Kemungkinan mereka bukan berasal dari Provinsi Kepulauan Riau.
"Mereka ditangkap dan diusir Pemerintah Malaysia karena tidak memiliki dokumen yang lengkap ketika bekerja di negara tersebut. Hal itu sudah menjadi permasalahan yang klasik," ujarnya.
Surya mengemukakan, jumlah calon TKI yang membuat paspor di Tanjungpinang mengalami penurunan sejak pemerintah melarang TKI bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
Saat ini, kata dia, jumlah calon TKI yang membuat paspor di Tanjungpinang tidak mencapai 150 orang dalam setiap bulan.
"Jumlah calon TKI yang membuat paspor di Imigrasi Tanjungpinang tidak seperti beberapa tahun yang lalu," ungkapnya.


http://id.news.yahoo.com/antr/20101126/tpl-malaysia-usir-1-132-tki-ilegal-cc08abe.html

WNI Terancam Hukuman Mati di Singapura


Kepolisian Singapura menangkap seorang warga negara Indonesia terkait kematian seorang gadis cacat. Menurut polisi Singapura, Nurhayati, pembantu rumah tangga berumur 24 tahun itu akan dijerat dengan pasal pembunuhan, yang ancamannya adalah hukuman mati.
Jumat (26/11), Nurhayati tampak terkaget ketika tuduhan itu dibacakan kepadanya di pengadilan setempat. Ia didampingi pengacara Mohamed Muzammil Mohamed. Sejumlah petugas dari Kedutaan Besar Indonesia juga hadir di sidang yang dijadwalkan dilanjutkan pada 3 Desember nanti.
Linda Lee, 12 tahun, ditemukan tewas pada Rabu (24/11) pagi di sebuah flat di Hougang Street 51. Ia dinyatakan tewas 15 menit setelahnya. Tubuhnya, berbalut piama merah muda, ditemukan tak jauh dari area tempat sampah. Tempat itu jaraknya sekitar 20 meter dari lokasi bila Linda ternyata jatuh dari unitnya.
Cipratan darah juga membekas di dinding yang membentang dari lantai kedua. Belum jelas dari lantai mana Linda jatuh. Blok itu berlantai 17.
Sudah tujuh tahun ini, Linda dan orang tuanya tinggal dengan kakek dan nenek dari pihak ibunya, di lantai empat rumah susun itu. Bulan lalu, mereka menyewa Nurhayati sebagai pembantu rumah tangga baru, menggantikan pembantu rumah tangga sebelumnya yang sudah bekerja pada mereka selama beberapa tahun.
Kedua kaki Linda tak sepenuhnya berfungsi. Dia baru bisa berdiri dan berjalan tiga tahun lalu. Itu pun harus dipengangi, dan tak bisa melangkah dengan kecepatan normal. Linda disekolahkan di sekolah khusus, sebab ia hanya bisa mengucap sejumlah kata sederhana.
Sejumlah tetangga, kepada The Straits Times, mengatakan, pembantu baru itu bertubuh kecil dan kurus. Lim Koh Seng, seorang ibu rumah tangga, mengaku melihat tersangka itu duduk terdiam di bangku dekat pintu. "Banyak polisi di rumah itu, tapi wajahnya tampak biasa saja. Tak ada ekspresi," kata Lim. Dia juga mengaku diberitahu kakek Linda bahwa Nurhayati mendorong cucunya.
Keluarga korban tak memberi banyak komentar. Para tetangga mengatakan, keluarga itu tampak normal saja. Terkadang mereka keluar makan malam, juga membawa Nurhayati.
Belum ada pernyataan mengenai dugaan motif hingga cara sehingga Nurhayati dijerat pembunuhan. Identitasnya juga tak diungkap.

http://id.news.yahoo.com/yn/20101126/twl-wni-terancam-hukuman-mati-di-singapu-311bf9a.html

Pengertian Ekosistem

1. Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.

a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof
(Heteros
= berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a.
Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d.
Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung
pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e.
Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada
endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas,
misalnya cacing dan remis. Lihat Gambar.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.

Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

b.
Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih
dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai
fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-
udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-
ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian
ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi
seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d.
Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :

a.
Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya
adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan
oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.

Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.

Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya
matahari sampai bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c.
Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari
pantai (1.500-10.000 m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari
tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam
an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d.
Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e.
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan
ikan Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di
tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.

Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.

Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.

Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.

Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.

1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.

Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.

Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.

Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

EvaluasiPembelajaran

EVALUASI PEMBELAJAAN

 
I. PENDAHUALUAN

A. Latar belakang

Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan wujud pelaksanaan

Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai currículum in action. Salah satu

rangkaian pembelajaran berbasis kompetensi pelaksanaan adalah evaluasi

pembelajaran berbasis kompetensi.

Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri

atas beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan keluaran/hasil; maka terdapat

tiga jenis evaluasi sesuai dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi

masukan, proses dan keluaran/hasil pembelajaran.

Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi karakteristik

peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana pembelajaran,

karakteristik dan kesiapan dosen, kurikulum dan materi pembelajaran, strategi

pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah, serta keadaan lingkungan dimana

pembelajaran berlangsung.

Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evalusi pengelolaan

pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan strategi

pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran, cara mengajar

yang dilaksanakan, dan minat, sikap serta cara belajar mahasiswa.

Evaluasi hasil pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain

mengguakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi

belajar, dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa.

Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek

pembelajaran secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada

evaluasi proses pembelajaran atau evaluasi manajerial, dan evaluasi hasil belajar

atau evaluasi substansial. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen



sistem pembelajaran yang sangat penting. Evaluasi kedua jenis komponen yang

dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pelaksanaan dan

hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada gilirannya dipergunakan

sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran menuju ke

perbaikan kualitas hasil pembelajaran.





B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah

untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil

pembelajaran oleh setiap mahasiswa. Informasi kedua hal tersebut pada gilirannya

sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran



2. Manfaat

Manfaat dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran ada

beberapa hal, diantaranya yang penting ádalah: (1) Memperoleh pemahaman

pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang telah berlangsung/dilaksanakan dosen,

(2) Membuat keputusan berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran,

dan (3) Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya

meningkatkan kualitas keluaran.





II. EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

A. Sasaran.

Sasaran evaluasi proses pembelajaran adalah pelaksanaan dan pengelolaan

pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang strategi pembelajaran yang

dilaksanakan oleh dosen, cara mengajar dan media pembelajaran yang digunakan

oleh dosen dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan cara/kebiasaan belajar

mahasiswa.



B. Tahapan pelaksanaan evaluasi

Tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan

tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi,

pengumpulan informasi/data, analisis dan interpretasi dan tindak lanjut



1. Menentukan tujuan

Tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan dalam bentuk

pernyataan atau pertanyaan. Secara umum tujuan evaluasi proses pembelajaran

untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: (1) Apakah strategi pembelajaran

yang dipilih dan dipergunakan oleh dosen efektif, (2) Apakah media pembelajaran

yang digunakan oleh dosen efektif, (3) Apakah cara mengajar dosen menarik dan

sesuai dengan pokok materi sajian yang dibahas, mudah diikuti dan berdampak

mahasiswa mudah mengerti materi sajian yang dibahas, (4) Bagaimana persepsi

mahasiswa terhadap materi sajian yang dibahas berkenaan dengan kompetensi

dasar yang akan dicapai, (5) Apakah mahasiswa antusias untuk mempelajari materi

sajian yang dibahas, (6) Bagaimana mahasiswa mensikapi pembelajaran yang

dilaksanakan oleh dosen, (7) Bagaimanakah cara belajar mahasiswa mengikuti

pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen.



2. Menentukan desain evaluasi

Desain evaluasi proses pembelajaran mencakup rencana evaluasi proses

dan pelaksana evaluasi. Rencana evaluasi proses pembelajaran berbentuk matriks

dengan kolom-kolom berisi tentang: No. Urut, Informasi yang dibutuhkan, indikator,

metode yang mencakup teknik dan instrumen, responden dan waktu.

Selanjutnya pelaksana evaluasi proses adalah dosen mata kuliah yang

bersangkutan.



3. Penyusunan instrumen evaluasi

Instrumen evaluasi proses pembelajaran untuk memperoleh informasi

deskriptif dan/atau informasi judgemental dapat berwujud (1) Lembar pengamatan

untuk mengumpulkan informasi tentang kegiatan belajar mahasiswa dalam

mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan oleh dosen dapat digunakan oleh dosen

sendiri atau oleh mahasiswa untuk saling mengamati, dan (2) Kuesioner yang

harus dijawab oleh mahasiswa berkenaan dengan strategi pembelajaran yang

dilaksanakan dosen, metode dan media pembelajaran yang digunkan oleh dosen,

minat, persepsi maha-siswa tentang pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian

yang telah terlaksana.



4. Pengumpulan data atau informasi

Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka

agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan

mutu pembelajaran.

Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan

pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar

dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan

kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk

pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.



5. Analisis dan interpretasi

Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau

informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan

proses pembelajaran yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan

penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil analisis proses pembelajaran.

Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama oleh dosen dan mahasiswa

agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan dipahami oleh dosen dan

maha-siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran selanjutnya.



6. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan

interpretasi. Dalam evaluasi proses pembelajaran tindak lanjut pada dasarnya

berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi

pembelajarannya. Pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan

keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai

upaya peningkatan mutu pembelajaran; sedang tindak lanjut evaluasi pembelajaran

berkenan dengan pelaksanaan dan instrumen evaluasi yang telah dilaksanakan

mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi proses pembelajaran..





III. EVALUASI HASL BELAJAR.

A. Pengantar

Evaluasi Hasil Belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan

pengukuran hasil belajar. Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan

dan/atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait,

atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap butir pertanyaan atau

tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau

karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut

aturan atau formulasi yang jelas. Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil

keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran

hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-test. Penilian

dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar

Secara klasik tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan

kegagalan dan keberhasilan seorang peserta didik. Namun dalam

perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada

peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan

perbaikan serta jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab

institusi yang telah meluluskan.

Tes, pengukuran dan penilaian berguna untuk : seleksi, penempatan,

diagnosis dan remedial, umpan balik, memotivasi dan membimbing belajar,

perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.



B. Sasaran Evaluasi.

Sasaran evaluasi hasil belajar mahasiswa adalah penguasaan kompetensi.

Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai (1) Seperangkat tindakan cerdas penuh

tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu



(SK. Mendiknas No. 045/U/2002); (2) Kemampuan yang dapat dilakukan oleh

peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan perilaku; (3)

Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam

perilaku.

Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa

mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap

mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran

yang disusun oleh dosen.





C. Tahapan Evaluasi

Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan,

menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan

informasi/data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut.

.

1. Menentukan tujuan

Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan

kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun

oleh dosen mata kuliah. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa

mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.



2. Menentukan Rencana Evaluasi

Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang

menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang

menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course content

(materi sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai kompetensi) serta teknik

evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan kompetensi

oleh mahasiswa.



3. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif

dan/atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat

berbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembar

pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat, benarsalah,

menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi : biasa, hubungan

antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk tes uraian

yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas

terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau nontes,

dosen harus mengacu pada pedoman penyusunan masing-masing jenis dan

bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun memenuhi syarat instrumen.

yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu valid (sah) dan reliabel

(dapat dipercaya).



4. Pengumpulan data atau informasi

Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan

testing/penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif dan

terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya sehingga

bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran.

Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan

pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar

dengan maksud dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan

kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk

pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar



5. Analisis dan interpretasi

Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau

informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan

hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang interpretasi



merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil belajar mahasiswa.

Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan

penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa. Pemberian

skoring terhadap tugas dan/atau pekerjaan mahasiswa harus dilaksanakan segera

setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi serta dilaksanakan secara

obyektif. Untuk menjamin keobyektifan skoring dosen harus mengikuti pedoman

skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang digunakan.



6. Tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan

interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut

pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan

selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan

berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri.

Tindak lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya

merupakan pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang

akan dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut

berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi

dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan instrumen

evaluasi hasil belajar..





D. Evaluasi Hasil Relajar Ranah Kognitif :

Ranah kognitif sebagai ranah hasil relajar yang berkenaan dengan

kemampuan pikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengetahuan yang

berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,

konseptualisai, penentuan dan penalaran dapat diartikani sebagai kemampuan

intelektual; Bloom mengklasifikasi ranah hasil belajar kognitif atas enam

tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, síntesis dan

evaluasi.



Evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan tes

objektif maupun tes uraian. Prosedur evaluasi hasil belajar ranah kognitif dengan

menggunakan tes sebagai instrumennya meliputi menyusun tes, melaksanakan

testing, melakukan skoring, analisis dan interpretasi dan melakukan tindak lanjut.



1. Menyusun tes hasil belajar

Menyusun tes hasil belajar diawali dengan penyusunan kisi-kisi. Contoh

kisi-kisi tes obyektif dan uraian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Contoh Kisi-kisi Tes Objektif

Program Studi :

Mata Kuliah :

Semester/Tahun :

Lama/Waktu Testing : 100 menit

Tipe Tes : Obyektif

Jumlah Butir Tes : 100



Keterangan Jenjang Kemampuan :

C1: Proses berfikir ingatan (pengetahuan)

C2: Proses berfikir pemahaman

C3: Proses berfikir penerapan (Aplikasi)

C4,5,6 : proses berfikir analisis, sintesis, evaluasi



Tabel 2. Contoh Kisi-kisi Tes Uraian

Program Studi :

Mata Kuliah :

Semester/Tahun :

Lama/Waktu Testing : 100 menit

Tipe Tes : Uraian

Jumlah Butir Tes : 10

Langkah berikutnya setelah kisi-kisi tersusun adalah menulis butir soal dengan

mengacu pada pedoman penulisan soal untuk tipe tes obyektif atau tes uraian.



1. Melakukan testing

Dosen melaksanakan testing harus tertib dalam arti mengikuti prosedur

administrasi testing agar diperoleh informasi atau data hasil testing secara obyektif,

sahih dan dapat dipercaya yang pada gilirannya memberi gambaran yang

sebenarnya tentang. capaian kemampuan yang diungkap yang sesuai dengan

jenis dan bentuk tes yang digunakan.



2. Melakukan skoring, analisis dan interpretasi

Dosen dalam memberi skor pada hasiil testing harus mengikuti pedoman



scoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang digunakan serta dilakukan secara

obyektif. Skoring dilaksanakan dengan segera setelah pelaksanaan testing .

Analisis dan interpretasi hasil testing dilaksanakan pada setiap kali dosen

selesai melakukan skoring. Dengan analisis dan interpretasi dosen memperoleh

gambaran tentang capaian penguasaan kompetensi bagi setiap mahasiswa, dan

secara umum dapat memperoleh gambaran tentang keberhasilan pembelajaran

yang dilaksanakan. Dalam hal ini kriteria keberhasilan pembelajaran adalah

ketuntasan pencapaian hasil belajar atau penguasaan kompetensi yang

direncanakan dapat dicapai oleh setiap mahasiswa; selanjutnya dapat ditentukan

tindak lanjutnya.



3. Melaksanmakan tindak lanjut

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil testing dosen

melaksanakan tindak lanjut dalam bentuk melaksanakan kegiatan melanjutkan

pembelajaran pokok materi sajian selanjutnya bilamana tingkat ketuntasan

penguasaan kompetensi telah tercapai, dan melaksanakan pembelajaran/

pengajaran remedial apabila tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi oleh

mahasiswa belum tercapai. Pembelajaran/pengajaran remedial dlaksanakan secara

individual, kelompok atau klasikal sesuai dengan hasil prosedur diagnosis ketidak

mampuan mahasiswa mencapai tingkat ketuntasan yang diharapkan





D. EVALUASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR

1. Sasaran Evaluasi

Ranah ketrampilan motorik atau psikomotor dapat diartikan sebagai

serangkaian gerakan otot-otot yang terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu tugas.

Sejak lahir manusia memperoleh ketrampilan-ketrampilan yang meliputi gerakangerakan

otot yang terpadu atau terkoordinasi mulai yang paling sederhana misalnya

berjalan, sampai ke hal yang lebih rumit ; berlari, memanjat, dan sebaginya. Akan



tetapi ketrampilan motor atau psikomotorik yang diperlukan oleh seorang tenaga

profesional seperti mengemudi mobil, berenang, mengambil darah dari pembuluh

vena, mengajar, harus dikembangkan secara sadar melalui suatu proses pendidikan

Penilaian ketrampilan psikomotor memang lebih rumit dan subjektif

dibandingkan dengan penilaian dalam aspek kognitif. Karena penilaian

ketrampilan psikomotor memerlukan teknik pengamatan dengan keterandalan

(reliabilitas) yang tinggi terhadap demensi-demensi yang akan diukur. Sebab bila

tidak demikian unsur subjektivitas menjadi sangat dominan. Oleh karenanya

upaya untuk menjabarkan ketrampilan psikomotor ke dalam demensi-demensinya

melalui analisis tugas (Task analyisis) merupakan langkah penting sebelum

melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas itu akan dapat dipelajari ciri-ciri

demensi itu dan dapat tidaknya demensi itu untuk diobservasi dan diukur.



2. Tujuan Penilaian

a. Mengukur perilaku mahasiswa yang kompleks (kompetensi) setelah dia

menjalani proses pendidikan.

b. Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih

besar (representativitas)

c. Penilaian bagian-bagian dari keseluruhan perilaku yang berdiri sendirisendiri

hanya mempunyai sedikit arti (kognitif , psikomotor, afektif)

3. Tahap penilaian ketrampilan psikomotor

Tahap penilaian keterampilan dapat digambarkan dalam diagram berikut:



a) Penyusunan Instrumen

1) Tahap Analisis Tugas : upaya untuk menjabarkan ketrampilan

psikomotor kedalam demensi-demensinya, ini merupakan langkah

penting sebelum melakukan pengukuran. Dengan analisis tugas

akan dapat dipelajari ciri-ciri demensi itu dan dapat tidaknya

demensi itu untuk diobservasi dan diukur.



2) Tahap penentuan Dimensi Psikomotorik : disini demensi diartikan

sebagai komponen penyusun suatu ketrampilan yang dapat diamati

dan diukur. Agar demensi dapa diukur harus memenuhi syarat

sebagai berikut : demensi itu harus secara umum didapatkan pada

suatukelompok benda atau manusia, demensi itu harus dapat

memberikan data sensorik yang dapat ditangkap oleh indera

manusia, demensi itu harus dapat dirumuskan dengan jelas,

demensi itu harus memiliki nilai variasi, demensi itu harus dapat

memberikan respons yang mirip pada berbagai pengamat yang

berbeda.

Instrumen atau Alat ukur ketrampilan psikomotor

a) Daftar Cek (check list)

b) Skala Nilai (Rating Scale)

c) Catatan Anekdotal (Anecdotal record). Dll

Tabel 3. Contoh form Daftar Cek Penilaian Ketrampilan Psikomotor

Kompoetensi :

Tingkatan :

Berikan tanda cek (V) bila dilakukan dengan benar



Tabel 4. Contoh form Skala Nilai untuk Penilaian Ketrampilan

Psikomotor

Kompoetensi :

Tingkatan :

3 = dilakukan dengan sangat memuaskan

2 = dilakukan denga memuaskan

1 = dilakukan kurang memuaskan

0 = tidak dilakuakan

b) Pelaksanaan pengukuran

c) Penilaian





E. EVALUASI HASIL BELAJAR AFEKTIF :

1. Sararan Evaluasi

Ranah penilaian hasil belajar afektif adalah kemampuan yang berkenaan

dengan perasaan, emosi, sikap/derajad penerimaan atau penilakan statu obyek,

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Menurut Bloom, aspek-aspek domain afektif ádalah:

1) Menerima/mengenal, yaitu bersedia menerima dan memperhatikan

berbagai stimulus yang masíh bersikap pasip, sekedar

mendengarkan atau memperhatikan.

2) Merespons/berpartisipasi, yaitu keinginan berbuat sesuatu sebagai

reaksi terhadap gagasan, benda atau sistem nilai—lebih dari

sekedar mengenal.

3) Menilai/menghargai, yaitu keyakinan atau anggapan bahwa sesuatu

gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai/harga

atau makna.

4) Mengorganisasai, yaitu menunjukkan saling berkaitan antara nilainilai

tertentu dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nila mana

mempunyai prioritas lebih tinggi dari pada nilai yang lain.

Seseorang menjadi commited terhadap suatu sistem nilai tertentu.

5) Karakterisasi/internalisasi/mengamalkan, yaitu mengintegrasikan

nilai ke dalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan,

serta perilakunya selalu konsisten dengan filsafat hidupnya

tersebut.

b. Menurut Anderson (dalam Robert K. Gable), aspek-aspek afektif meliputi:

attitude/sikap, self concept/self-esteem, interest, value/beliefs as to what

should be desired.

2. Tujuan dan sasaran penilaian hasil belajar afektif

Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil relajar afektif ádalah untuk

mengetahui capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari

kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan

pembelajaran berlangsung.

3. Teknik penilaian hasil belajar afektif

Pemilihan Tenik penilaian hasl belajar disesuaikan dengan jenis dan

karakteristik hasil belajar yang akan diungkap, yaitu (1) pemerolehan pengetahuan,

(2) keterampilan —koginitif, personal-sosial, psikomotorik dan pemecahan

masalah, atau (3) perubahan sikap, perilaku dan tindakan.

Pertimbangan-pertimbangan pemilihan dan pengembangan teknik

penilaian hasil belajar, yaitu: (1) kualitas, baik dan benar secara teknis dan dapat

memberikan hasil yang menunjukkan dan memperbaiki proses belajar peserta

didik, (2) tepat untuk menunjukkan pencapaian kompetensi yang diungkap, (3)

praktis, efisien, adil dan mampu membedakan kemampuan peserta didik dan

layak digunakan, (4) dimengerti oleh peserta didik, (5) ada alternatif teknik

pengkuran lain, (6) tidak mempersulit peserta didik, dan (7) tersedia waktu,

peralatan, sarana dan prasarana untuk pengadministrasiannya.

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar berkenaan dengan pemilihan

teknik penilaian adalah (1) memilih teknik penilaian berdasarkan jenis dan

karakteristik kompetensi yang akan diukur dan dinilai, (2) menyusun perangkat

alat ukur dengan urutan menyusun kisi-kisi kemudian menyusun perangkat alat

ukur, (3) menyusun petunjuk administrasi, dan (4) menetapkan cara/sistem

penilaian.

Teknik pengukuran dan penilaian hasil belajar afektif terdiri atas (1) Teknik

testing, yaitu teknik penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan

(2) Teknik non-testing, yaitu teknik penilaian yang menggunkan bukan tes sebagai

alat ukurnya. Termasuk dalam kategori teknik non-testing adalah observasi/

pengamatan yang dapat berbentuk rating scale, anecdotal record, atau rekaman,

interview, questionaire, dan inventori.

4. Penyusunan instrumen/alat penilaian hail belajar afektif

Langkah kerja penyusunan instrumen penilaian hasil belajar afektif adalah

sebagai berikut:

a. Menyusun Kisi-kisi dengan format berikut:

2. Menyusun perangkat instrumen

Perangkat instrumen yang disusun sesuai dengan tipe iteknik

pengukuran dan penilaian yang akan digunakan, yaitu:

1) Teknik testing dengan tes sebagai intrumennya dapat

menggunakan tipe atau bentuk tes obyektif atau esai.

2) Teknik non-testing dengan bukan tes sebagai instrumennya

dapat menggunkan tipe terbuka atau tertutup. Tipe terbuka

berisi pertanyaan /pernyataan yang membutuhkan jawaban

uraian dari perserta didik. Sedang tipe tertutup yang berisi

pertanyaan/pernyataan diikuti dengan jawaban pendek dari

peserta didik yang terdiri atas beberepa bentuk:

a) Ya dan Tidak: pernyataan/pertanyaan dengan

jawaban Ya atau Tidak.

b) Persetujuan: pernyataan/pertanyaan dengan jalaban

Setuju atau Tidak Setuju

c) Frekuensi: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban

Selalu – Kadang-kadang – Tidak Pernah

d) Kepentingan: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban

Penting – Tidak Penting..

e) Kemungkinan: pernyataan/pertanyaan dengan

jawaban Mungkin – Tidak Mungkin.

f) Kualitas: pernyataan/pertanyaan dengan jawaban

Baik – Cukup – Kurang/Tidak Baik.

g) Skala Penilaian/Angka: pernyataan/pertanyaan

dengan angka skala penilaian 5 , 4 , 3 , 2 , 1 . atau 5

, 4 , 2 , 1 .





F. Asesmen Alternatif

1.. Pengertian

Asesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional

untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar mahasiswa. Ada kalanya

asesmen alternative diidentikan dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja.

Asesmen otentik yang dapat diartikan sebagai proses penilaian perilaku kinerja

mahasiswa secara multidimensional pada situasi nyata sedangkan asesmen kinerja

diartikansebagai penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan

dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan

mahasiswa dalam proses maupun produk.

2. Bentuk

Asesmen alternative dapat diberikan dalam bentuk :

a. Asesmen Kinerja (Performance Assesment)

Asesmen kinerja dapat dilakukan dengan memberikan Task (contoh tugas)

dan Rubrik.

Contoh Tugas dalam pembuatan asesmen kinerja adalah sebagai berikut :

Lakukan penelitian sederhana mengenai pengaruh pemilihan kepala daerah

secara langsung terhadap kehidupan rakyat menengah ke bawah, lakukan kegiatan

penelitian ini di lingkungan tempat tinggal mahasiswa minimal mencakup satu

kelurahan. Anda dapat memilih satu, sebagian atau keseluruhan aspek kehidupan

berikut :

1) Ekonomi

2) Sosial

3) Politik

4) Ketertiban dan keamanan

Tugas ini meliputi :

1) Pengembangan rancangan penelitian (termasuk proposal sederhana)

2) Pengembangan instrument yang diperlukan untuk mengumpulkan data

3) Pengumpulan data

4) Analisis data

5) Penulisan laporan penelitian

6) Penyampaian laporan secara lisan dalam suatu seminar kelas



FORMAT PENSKORAN

ASESMEN KINERJA

IDENTITAS MAHASISWA

Nama Mahasiswa :

NIM :

Fakultas :

TUGAS YANG DIBERIKAN

Judul Tugas :

Tugas ke :

Tgl/jangka waktu tugas :

Rubrik merupakan wujud asesmen kinerja yang dapat diartikan sebagai

kriteria penilaian yang bermanfaat membantu dosen untuk menentukan tingkat

ketercapaian kinerja yang diharapkan. Sebagai kriteria dan alat penskoran rubrik

terdiri dari senarai yaitu daftar kriteria yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi

kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu,

mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk.



Tabel 5. Contoh Holistik Rubrik

RUBRIK

Nama Mahasiswa : NIM :

Fakultas : Program Studi :

Mata Kuliah : Semester/SKS :

Materi : (Tugas makalah dan diskusi kelompok)



2. Asesmen Portofolio

Asesment Portofolia adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya

mahasiswa yang disusun secara sistimatik yang menunjukkan dan membuktikan

upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan yang dilakukan

mahasiswa dalam jangka waktu tertentu.

Langkah-langkah dalam melaksanakan Asesmen Portofolio :

a. Tahap Persiapan

1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang akan diakses dengan

Asesmen Portofolio Menjelaskan pada mahasiswa bahwa akan

dilaksanakan Asesmen Portofolio, proses yang harus ditempuh

mahasiswa, bilaperlu diperlihatkan contohnya.

2) Menjelaskan bagian mana, seberapabanyak kinerja dan hasil

karyayang secara minimal haus disertakan dalam portofolio, dalam

bentuk apa dan bagaimana hasil karya akan diakses.

3) Menjelaskan bagaimana hasil karya harus disajikan.



b. TahapPelaksanaan

1) Dosen mendorong dan memotivasi mahasiswa

2) Dosen mendiskusikan secara rutin dengan mahasiswa tentang proses

pembelajaran yang akan menghasilkan karya mahasiswa.

3) Memberikan umpan balik secara berkesinambungan.

4) Memamerkan keseluruhan hasil karya mahasiswa yang disimpan

dalam portofolio bersama mahasiswa lain.



c. Tahap Penilaian

1) Menegakkan kriteria penilaian bersama sama atau dengan partisipasi

mahasiswa.

2) Kriteria yang disepakati dlaksanakan secara konsisten olehdosen dan

mahasiswa.

3) Arti penting dari tahap penilaian ini adalah self Assesment yang

dilakukan oleh mahasiswa.

Search