Ulah keylogger dan Cara Mengatasi

 Sorry nih gue repost postingan temen ,,,,, tapi ini buat kalian juga kok, agar kalian bisa tahu dan mengerti bagaiana cara menatasi dari sebuah aplikasi pencuri secara diam2 dibalik layar komputer,,,,, oke silahkan kalian simak artikel dibawah yang saya ambil dari referensi temen http://www.ilmukudu.co.cc
Keylogger adalah suatu sistem yang digunakan untuk memata-matai PC. Aksi menggunakan keylogger ini dinamakan Keylogging. Pada awal pembuatannya keylogger digunakan hanya sebagai media untuk merekam ketikkan pada keyboard, namun sekarang fasilitas yang terdapat pada keylogger dari sisi software sangat beragam, tidak hanya merekam apa yang diketikkan pada keyboard, namun bisa juga mengcapture keseluruhan gambar yang ditampilkan ketika korban menggunakan PC, bahkan ada keylogger yang bisa mengirim laporan hasil dari keylogging ini kepada sebuah alamat email. Dan ini semua tentu saja dilakukan secara diam-diam oleh software keylogger.

Dari satu sisi keylogger dapat berguna dalam kebaikkan bila dipakai pada waktu tertentu, contohnya : sang ayah yang ingin memonitor seluruh kegiatan browsing anaknnya yang masih remaja diinternet, karena sang ayah khawatir apabila si anak mengunjungi situs-situs yang belum layak ia lihat berhubung semakin maraknya situs-situs seperti ini. oleh sebab itu sang ayah bisa saja menanamkan sebuah software keylogger untuk melihat situs apa saja yang telah di kunjungi oleh anak. Namun, dari sisi jahatnya, software keylogger bisa saja digunakkan untuk memata-matai aktivitas privasi orang lain dan mencuri data pribadinya seperti account email ataupun password internet banking. oleh sebab itu software keylogger sangat berbahaya jika digunakkan oleh orang yang salah.

Kegiatan memata-matai dengan keylogger ini sangat mudah untuk dilakukan dan semua orang bisa saja melakukannya. Tidak perlu keahlian khusus dalam pemrograman, jaringan ataupun yang lain sebagainnya. Akibat dari penggunaan keylogger ini sangat berbahaya. Bagaimanapun bagusnya merahasiakan sebuah data pada PC, namun apabila dalam komputer tersebut tertanam sebuah hardware ataupun software keylogger maka berbagai kemungkinan paling buruk bisa saja menimpa.

Pada percobaan kali ini saya menggunakan KGB Keylogger 3.94. saya menginstal KGB dengan maksud agar saya dapat memonitoring seluruh kegiatan orang lain yang memakai komputer saya. Adapun fungsi dari KGB Keylogger yang akan saya manfaatkan kali ini adalah :

  • Berjalan dalam mode tersembunyi. Maksudnya adalah supaya orang yang menggunakan komputer saya tidak merasa di mata-matai oleh saya yang telah menginstal KGB secara diam-diam. Maka dalam mode konfigurasi KGB Keylogger yang saya lakukan adalah masuk pada tab “general options” dan mencentang pilihan “Launch in hidden mode”.


  • Menyembunyikan seluruh file bawaan KGB Keylogger (Desktop shortcut, Uninstal list, Start menu shortcut, Folder tempat KGB diinstal). Ini dimaksudkan agar orang yang menggunakan komputer saya tidak curiga sama sekali bahwa ada software mata-mata seperti KGB ini didalamnya. Maka setting yang saya beri adalah pada tab “Invisibility” dan memilih semua pilihan yang memiliki label “remove” dan “hide”.



  • Merekam ketikkan keyboard. Masuk kedalam tab ‘General Options” dan mencentang pilihan “Record all keystrokes” dan memilih “only produced character”.



  • Melakukan Screen Capture / mengambil gambar layar. Ini saya setting dengan maksud agar saya bisa melihat secara grafis tentang apa saja yang dilakukan orang lain sewaktu memakai komputer saya. Maka konfigurasi yang saya lakukan ada pada tab “Screenshot”. Centang box “Switch the visual monitoring on” dan pada label “make a screenshot every” saya memasukkan nilai “1” yang berarti bahwa KGB akan melakukan Screen capture setiap satu menit sekali.


Setelah semua fitur telah di set, saya mulai menjalankan KGB Keylogger secara tersembunyi dengan cara memilih tombol “Hidden mode”. Setelah itu Komputer saya tidak tampak mencurigakan, sama seperti komputer lain, tidak terlihat tanda-tanda bahwa KGB Keylogger sedang aktif secara tersembunyi.
Kemudian selama beberapa menit saya bermain dengan komputer saya, mengetik beberapa tulisan, mendengarkan lagu, dan memanajemen file seperti yang biasa dilakukan orang. Setelah merasa cukup banyak file yang telah didapat oleh KGB Keylogger, sayapun segera menampilkan kembali menu konfigurasinya dengan menekan tombol Alt+Ctrl+Shift+K secara bersamaan. Lalu saya memilih tombol “view log”,

Lalu jendela yang berisi datar log yang telah disimpan oleh KGB Keylogger akan ditampilkan.
Disini pada pilihan “Keystrokes” dapat dilihat file apa saja yang telah dijalankan, waktu mengunjungi, folder apa saja yang telah dikunjungi dan juga ketikkan apa saja yang telah diinputkan pada keyboard. Fasilitas inilah yang dimanfaatkan oleh hacker untuk mencuri data penting orang lain. Berikut adalah hasil rekaman file Log KGB Keylogger :


Lalu jika berpindah pada button “Screenshot”, disana akan ditampilkan gambar-gambar yang telah dicapture oleh KGB secara diam-diam. Jika ingin membuka folder penyimpanan gambar dapat dibuka pada directory C:\ProgramData\KSP\LogFile\data, di directory ini juga disimpan file log dari apa yang telah direkam oleh KGB Keylogger.
Berikut adalah contoh gambar yang telah diambil oleh KGB Keylogger secara diam-diam ketika komputer digunakan :


Dapat terlihat dengan jelas seluruh aktifitas yang terjadi melalui screenshot.
Namun, pada button Web sites dan Radio tidak ada file log yang didapatkan karena pada saat konfigurasi tadi saya tidak meminta KGB Keylogger untuk merekam aktifitas di internet dan aktifitas pada clipboard.
Demikianlah, begitu ampuh dan mudahnya penggunaan software KGB Keylogger ini sehingga ia dapat digunakan untuk maksud kebaikan. misalnya dengan memonitor seluruh aktifitas surfing yang dilakukan anak-anak dirumah maupun siswa disekolah. Namun, di sisi lain software ini juga sangat berbahaya jika dimanfaatkan oleh hacker untuk mencuri data pribadi orang lain. Sampai saat ini masih banyak orang yang belum mengetahui bahaya dari keylogger ataupun mengenal apa itu keylogger. Berselancar di warnet memanglah sangat menyenangkan, namun apabila disana terdapat Keylogger maka bersiap-siaplah untuk kehilangan data-data penting anda seperti account email, Friendster atau bahkan account internet banking.


BAGAIMANA MENGATASI KEYLOGGER?..
Variasi Keylogger sangatlah banyak dan setiap keylogger memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga cukup sulit untuk bisa menghindari semua aktivitas Keylogger. Namun, paling tidak ada beberapa cara ataupun tips yang bisa diaplikasikan untuk meminimalkan pencurian data pribadi menggunakan keylogger, yaitu :
i. Sebisa mungkin mengecek bagian port dari kabel keyboard dan perhatikan apakah disana terdapat hardware keylogger atau tidak. Hardware keylogger mudah dikenali dari fisiknya yang hanya berupa sambungan kabel kecil yang menghubungkan kabel keyboard dengan portnya pada PC.
ii. Menggunakan software anti keylogger. Contohnya adalah software “Anti Keylogger Shield” yang bisa di download dari www.amictools.com . instal dan jalankan saja aplikasi kecil ini, kemudian apabila pada komputer tersebut telah disusupi software Keylogger maka semua ketikkan pada keyboard tidak akan bisa ditampilkan.
iii. Menggunakan kombinasi tombol shortcut yang biasa digunakan oleh Software Keylogger.
Contoh :
Ctrl+Alt+Shift+K : KGB Keylogger
Ctrl+Alt+Shift+F : Family Keylogger
Apabila ada menu konfigurasi yang muncul setelah shortcut-shortcut ini dijalankan, berarti komputer tersebut telah disusupi software keylogger. Memang sangat menghabiskan waktu apabila harus mengira-ngira kombinasi tombol apa yang digunakan oleh keylogger, sehingga tetap saja prinsip “Keamanan berbanding dengan kenyamanan” yang terjadi.
iv. Mengecek kapasitas harddisk yang tersisa pada local disk setelah beberapa menit masuk dalam windows. Apabila kapasitasnya berkurang padahal tidak melakukan aktifitas yang memakan space harddisk, maka kemungkinan besar itu adalah akibat ulah software keylogger yang disimpan pada harddisk.
v. Gunakan antivirus yang selalu di update. Beberapa anti virus juga dapat berguna untuk menangkap aktifitas dari software keylogger. Seperti : AVG dan Kapersky.
vi. Gunakan on-screen keyboard.

Cara Membuka Office 2007 Menggunakan Office 2003

Kalau membuka file office 2003 dengan menggunakan Office 2007 itu biasa, tapi bagaimana jika sebaliknya? Alangkah sedih+kesal+kasihan jika mendapat file penting tetapi, filenya adalah Office 2007 sedangkan Anda mungkin masih akrab dengan Office 2000 atau 2003. Mau ganti dengan Office 2007 ogah ah, sudah terbiasa dengan yang 2003. Kalau begitu buka saja dengan Office 2003. Bagaimana caranya?
Ternyata ada banyak user office yang bertahan menggunakan office 2003 dengan alasan sudah familiar dan lagipula office 2007 terlalu berat, katanya. Masalah akan muncul jika ada kasus seperti diatas. Namun sebenarnya kita bisa membuka file Office 2007 dengan Office 2003. Untuk keperluan ini anda perlu menginstall software tambahan namanya FileFormatConverters.exe. Yang menyediakan alatnya bukan siapa-siapa dari Microsoft juga. Hanya saja mungkin ada beberapa fitur yang tidak jalan, tetapi yang penting intinya anda dapat yaitu membuka filenya sudah ok. Tertarik? Silahkan Klik

Metode Pembelajaran Kooperatif


Pengertian Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) adalah strategi pembelajaran yang dirancang secara berkelompok, dimana siswa belajar bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan pada situasi untuk saling membantu diantara kelompok. Dengan sifatnya yang saling membantu dan mendukung satu sama lain, maka dalam pembelajaran kooperatif tidak ada kompetisi , sebab keberhasilan belajar adalah keberhasilan kelompok.

Tujuan utama diterapkan pembelajaran kooperatif adalah untuk menciptakan suatu situasi dimana keberhasilan dapat tercapai bila siswa lain juga mencapai tujuan tersebut. Menurut Suyanto ( 2008 ), ada lima prinsip mendasari pembelajaran kooperatif, yaitu :
(1) Positive interdependence ; saling bergantung secara positif, artinya anggota kelompok menyadari bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan,
(2) face to face interaction : semua anggota berinteraksi saling berhadapan,
(3) Individual accountability : setiap anggota harus belajar dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok,
(4) Use of collaborative / social skills: keterampilan bekerjasama dapat berkolaborasi,
(5) Group processing: siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja secara efektif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dala pembelajaran kooperatif :
(1) hasil kerja adalah hasil kelompok,
(2) Penghargaan untuk kelompok bukan untuk perorangan,
(3) setiap anggota mempunyai peran / tugas yang merupakan bagian dari tugas kelompok,
(4) antar anggota saling memberi dukungan dan saling membantu,
(5) guru memberi feedback untuk kelompok,
(6) semua anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas kelompoknya.

Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif, antara lain :
a. Examples Non Examples.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

b. Picture and Picture:
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman

c. Numbered Heads Together
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan


d. Think-Pair-Share
Langkah – langkah untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model Think – Pair- Share ( TPS ) sebagai berikut :
1. Guru memberikan sebuah topic kepada siswa
2. Masing – masing siswa kemudian memikirkan jawabannya sendiri
3.Kemudian siswa berpasangan dan masing – masing pasangan mendiskusikan sebuah topik tersebut
4. Selanjutnya pasangan – pasangan tersebut berbagi pendapat dengan semua anggota kelas lainnya.

e. JIGSAW
Langkah – langkah untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model Think – JIGSAW sebagai berikut :
1. Siswa dibagi menjadi beberapa anggota kelompok secara heterogen, misalnya kelompok A, B, C dan D.
2. Masing – masing kelompok ini ditunjuk menjadi ahli ( expert) tentang bidang ( sub topic ) tertentu dari materi, misalnya X, Y, Z dan N
3. Siswa – siswa dari kelompok A, B, C dan D yang ditunjuk expert tentang X selanjutnya berkumpul, belajar bersama tentang materi X sehingga menjadi expert tentang X. Demikian pula dengan anggota lainnya yang ditugaskan menjadi expert tentang materi lainnya.
4. Setelah diskusi dalam kelompok expert ini selesai, para ahli ini kembali ke kelompoknya semula ( kelompok asal) yaitu A, B, C dan D dan memberikan penjelasan kepada anggota lainnya di dalam kelompok materi yang dikuasainya dan mendengarkan dari ahli lainnya tentang materi lainnya pula.

f. Student Teams-Achievment Division ( STAD )
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2. Guru menyajikan pelajaran
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberi evaluasi
6. Kesimpulan

Metode Pembelajaran Konstektual ( CTL)


Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dialaminya, bukan sekedar “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang diharapkan dapat memenuhi harapan bahwa anak sampai pada fase mampu mengalami dan mampu menanggapi fenomena-fenomena kotekstual dalam kehidupan sehari-harinya. Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Definisi yang mendasar tentang pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pendekatan konstektual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. IPS merupakan ilmu yang berangkat dari fenomena keseharian, dan tidak bisa dilepaskan dari dinamika perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah, dinamika dan perubahan tersebut memiliki kekhasan sesuai dengan lingkungan masyarakat berada. Oleh karenanya, pembelajaran IPS bagi anak menjadi keniscayaan untuk selalu dihubungkan dengan konteksnya, sehingga apa yang diperoleh anak tidak hanya berada dalam wilayah kognisi, melainkan sampai kepada tataran dunia nyata yang ia jalani sehari-hari. Jika tidak demikian, maka apa yang diperolehnya di sekolah hanya akan menjadi barang kadaluarsa yang tidak bernilai guna.

Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa,
2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama, 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual, 4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka, 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya. Adapun menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic,

KETENAGAKERJAAN


Anda pasti pernah mendengar istilah TKI! Tenaga Kerja Indonesia atau disingkat TKI adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, dalam rangka menjalin hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima sejumlah upah. Diantara manfaat dari adanya program TKI yang bekerja di luar negeri adalah terberdayakannya angkatan kerja di Indonesia yang sangat melimpah, sehingga mengurangi jumlah pengangguran. TKI juga menjadi sumber devisa negara. Namun, seringkali TKI di luar negeri diperlakukan secara tidak wajar oleh majikannya dan menjadi permasalahan yang hampir setiap tahun terjadi. Oleh karenanya, peningkatan profesionalisme TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri sangat penting, agar mereka memiliki daya saing tinggi dan tidak diperlakukan secara semena-mena oleh majikannya.


Pengertian Ketenagakerjaan
Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Penduduk menjadi bagian dari masalah ketenagakerjaan, karena bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk akan berdampak kepada masalah tenaga kerja, angkatan kerja dan pengangguran.

Pengertian Penduduk
Penduduk menurut UUD 1945 Bab X Pasal 26 adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Penduduk ada yang dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja, ada juga yang dikategorikan sebagai bukan tenaga kerja.
Untuk mengetahui jumlah penduduk, maka dilakukan sensus penduduk, Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pengolahan dan publikasi data demografis di suatu negara untuk seluruh penduduk pada periode waktu tertentu.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Penduduk di Indonesia setiap tahun senantiasa mengalami pertumbuhan, sehingga dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk tersebut berbagai program dilaksanakan oleh pemerintah, seperti program Keluarga Berencana (KB).

Terdapat dua pendekatan dalam mengelompokkan penduduk Pertama pendekatan angkatan kerja. Konsep tersebut diperkenalkan oleh International Labor Organization (ILO). Biro Pusat Statistik pun menerapkan pendekatan tersebut dalam memetakan dan menganalisis ketenagakerjaan di tanah air. Kedua, pendekatan pemanfaatan tenaga kerja, perbedaanya dengan pendekatan yang pertama hanya sekedar membedakan angkatan kerja atas bekerja dan menganggur, tidak menguraikan pekerjaan secara lebih terinci berdasarkan

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2007

Berdasarkan Provinsi
(Data per 30 Januari 2008)
No Provinsi Jumlah
1 Bali 3.487.764
2 Bangka Belitung 1.018.255
3 Banten 9.127.923
4 Bengkulu 1.610.361
5 DI Yogyakarta 3.279.701
6 DKI Jakarta 9.111.651
7 Gorontalo 916.488
8 Irian Jaya Barat 566.563
9 Jambi 2.698.667
10 Jawa Barat 39.130.756
11 Jawa Tengah 32.952.040
12 Jawa Timur 37.076.283
13 Kalimantan Barat 4.078.246
14 Kalimantan Selatan 3.245.705
15 Kalimantan Tengah 1.902.454
16 Kalimantan Timur 2.950.531
17 Kepulauan Riau 4.546.591
18 Lampung 7.161.671
19 Maluku 1.330.676
20 Maluku Utara 912.209
21 Nanggroe Aceh Darussalam 3.899.290
22 Nusa Tenggara Barat 4.161.431
23 Nusa Tenggara Timur 4.174.571
24 Papua 1.841.548
25 Riau 1.198.526
26 Sulawesi Barat 966.535
27 Sulawesi Selatan 7.475.882
28 Sulawesi Tengah 2.324.025
29 Sulawesi Tenggara 1.965.958
30 Sulawesi Utara 566.563
31 Sumatera Barat 4.549.383
32 Sumatera Selatan 6.798.189
33 Sumatera Utara 12.333.974
Jumlah Total 220.953.634

Sumber: www.wikipedia.com dari Departemen Dalam Negeri

Kesempatan Kerja dan Tenaga Kerja
Pernahkah Anda mendengar istilah tenaga kerja ilegal? Mereka adalah tenaga kerja yang masuk dari suatu negara kepada negara lainnya untuk bekerja, tetapi tidak memiliki perizinan yang lengkap untuk bekerja. Lantas, apa yang dimaksud dengan tenaga kerja? Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja serta siap bekerja jika terdapat kesempatan kerja.
Batasan usia kerja yang ditetapkan setiap negara berbeda, karena situasi tenaga kerja dan nilai-nilai budaya di masing-masing negara juga berbeda. Tujuan dari pemilihan batas usia kerja tersebut adalah supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.

Untuk di Indonesia, UU No 25 tahun 1997 mendefinisikan tenaga kerja sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun atau lebih. Dengan demikian, mereka yang berusia di luar itu termasuk bukan tenaga kerja. Namun, Undang-undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu UU No 13 tahun 2003 tidak memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenaga kerja. UU tersebut hanya melarang mempekerjakan anak. Anak menurut UU tersebut adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun. Lebih lanjut UU tersebut mengungkapkan bahwa anak yang berumur antara 13 tahun sampai 15 tahun dapat dipekerjakan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosialnya.

Tiap-tiap negara memberikan batasan umur yang berbeda, India misalnya menggunakan batasan umur 14 tahun sampai 60 tahun, sedangkan orang yang berumur di bawah 14 tahun atau d atas 60 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja. Adapun di Amerika Serikat pada awalnya menggunakan batas umur minimum 14 tahun tanpa batas umur maksimal, kemudian sejak tahun 1967 batas umur dinaikan menjadi 16 tahun tanpa adanya batasan maksimum usia kerja.

Adapun kesempatan kerja adalah suatu keadaan dimana peluang kerja tersedia bagi para pencari kerja. Kesempatan kerja merupakan pertemuan antara permintaan tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja datang dari para pencari pekerja, sedangkan permintaan tenaga kerja datang dari pihak yang membutukan tenaga kerja, baik swasta maupun pemerintahan
Kesempatan kerja dapat diartikan juga sebagai jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat, baik yang sudah ditempati maupun jumlah lapangan kerja yang masih kosong (permintaan tenaga kerja).


Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia, tidak mampu dan atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan bukan angkatan kerja. Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja, baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan disebut dengan angkatan kerja.

Dengan demikian, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut:
Angkatan Kerja (labor force).
Adalah tenaga kerja yang siap, mampu dan berkeinginan atau bersedia untuk bekerja jika terdapat kesempatan kerja. Baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun yang sedang mencari pekerjaan.

Angkatan kerja yang sudah mendapat pekerjaan disebut pekerja, sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari atau belum mendapat pekerjaan di sebut pengangguran.

Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai) memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja, cotohnya petani yang sedang menanti panen atau wanita karir yang tengah menjalani cuti melahirkan.

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan, pembahasan tentang pengangguran akan diuraikan dalam bagian selanjutnya.

Bukan Angkatan Kerja
Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan menjadi penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah atau kuliah, mengurus rumah tangga (tanpa mendapat upah), serta penerima pendapatan lain yakni mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan, atau sewa atas milik, serta mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, seperti karena lanjut usia, cacat, di penjara atau sakit kronis.

Upaya Peningkatan Kualitas Kerja
Upaya peningkatan kualitas kerja dapat dilakukan melalui:
1. Pendidikan dan Pelatihan. Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja. Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan oleh pihak perusahaan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan swasta, atau melalui pemberian beasiswa pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi kepada tenaga kerja, baik pada perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.

2. Magang. Magang biasanya ditujukan dalam rangka pengembangan kompetensi teknis dan transfer aplikasi teknologi. Magang dapat dilakukan di perusahaan yang sudah memiliki kualitas dan produktivitas lebih baik, sehingga budaya kerja dan standar operasional manajemen dari perusahaan tersebut dapat diserap oleh orang yang magang, untuk selanjutnya diaplikasikan pada perusahaan tempatnya bekerja. Melalui magang, seorang tenaga kerja dapat belajar dari pengalaman.

3. Pengelolaan Prestasi Tenaga Kerja. Contohnya dengan meningkatkan profesionalisme kerja tenaga kerja berprestasi dan pemberian penghargaan kepada tenaga kerja berprestasi, sehingga menjadi sumber inspirasi bagi tenaga kerja lainya untuk meningkatkan kualitas kerja.

4. Pengelolaan Produktivitas Tenaga Kerja. Contohnya melalui peningkatan gizi, kesehatan, dan kualitas mental dan spiritual.


SISTEM UPAH
Pengertian Upah
Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh, yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan prihal bagaimana upah diatur dan ditetapan. Sistem upah di Indonesia pada umunya didasarkan pada tiga fungsi,yaitu:
a. Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluaraga.
b. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang.
c. Menyediakan insentif untuk mendorng meningkatkan produktivitas kerja.

Dewan Pengupahan
Untuk mengatur sistem pengupahan di Indonesia, pemerintah sudah membuat membuat rambu-rambunya dalam UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Selain itu, sudah dibuat pula Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NoKEP-231/MEN/2003

Dewan pengupahan adalah suatu lembaga nonstruktural yang bersifat tripartit. Secara struktural terdiri atas:
1. Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) yang dibentuk oleh Presiden
2. Dewan Pengupahan Provinsi (Depeprov) yang dibentuk oleh Gubernur
3. Dewan Pengupahan Kota/Kabuptan (Depekab/Depeko) yang dibentuk oleh Bupati/Walikota.

Tugas dari Dewan Pengupahan adalah memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan pengupahan dan pengembangan sistem pengupahan nasional/provinsi/kabupaten/kota. Seperti dalam penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK)

Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum Kabupaten/Kota
Untuk mengatur tentang ketentuan upah minimum provinsi dan upah minimum kabupaten/kota, pemerintah membuat peraturan yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-01/MEN/1999 dan diperbaharui pada tahun 2000 menjadi Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-226/MEN/2000 tentang Upah Minimum.

Upah minimum menurut peraturan tersebut adalah upah minimum terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri atas Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMS Provinsi), Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK), Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota.

Upah minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di suatu provinsi, sedangkan Upah minimum sektoral provinsi adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral diseluruh kabupaten/kota di suatu provinsi.

Adapun upah minimum kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku di daerah kabupaten/kota. Sedangkan upah minimum sektoral kabupaten/kota adalah upah minimum yang berlaku secara sektroal di daerah kabupaten/kota.

Struktur dan Skala Upah
Ketentuan tentang struktur dan skala upah di Idonesia sudah di atur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.49/MEN/IV/2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.

Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.

Dasar pertimbangan untuk menyusun struktur upah terdiri atas:
1. Struktur organisasi
2. Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan
3. Kemampuan perusahaan.
4. Biaya keseluruhan tenaga kerja.
5. Upah minimum
6. Kondisi pasar

Sedangkan dalam penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan jabatan yang sama mempunyai upah yang sama
2. Skala ganda, yaitu skala upah dengan ketentuan setia golongan jabatan mempunyai nilai upah nominal terendah dan tertinggi.

Macam-Macam Sistem Upah
Terdapat beberapa pendekatan yang biasa digunakan oleh pengusaha dalam menentukan sistem upah bagi para pekerjaanya, diantaranya sebagai berikut:
a. Sistem Upah Menurut Waktu
Sistem ini mendasarkan pembayaran upahnya menurut waktu kerja seorang pekerja. Satuan waktunya dapat ditentukan per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Contohnya perusahaan X menetapkan pembayaran upahnya per hari sebesar Rp. 50.000, maka jika seorang pekerja bekerja selama 10 hari, upah yang akan dia terima sebesar 10 hari x Rp. 50.000 = Rp.500.000.
Kebaikan sistem upah menurut waktu adalah sebagai berikut.
• Pekerja tidak perlu bekerja terburu-buru
• Pekerja tahu dengan pasti jumlah upah yang akan diterima
Keburukan sistem upah menurut waktu adalah sebagai berikut.
• Pekerja biasanya kurang giat dan kurang teliti, karena besarnya upah tidak didasarkan atas prestasi kerja.

b. Sistem Upah Borongan
Sistem ini mendasarkan pemberian upah berdasarkan balas jasa atas suatu pekerjaan yang dipaketkan atau diborongkan. Contohnya, upah untuk membangun tower sebuat operator seluler, pembuatannya diborongkan kepada perusahaan yang bergerak dibidangnya.
Kebaikan sistem upah borongan adalah sebagai berikut
• Pekerja mengetahui dengan pasti jumlah upah yang akan diterima.
• Bagi majikan, tidak perlu berhubungan lansung dengan pekerja dan mengetahui dengan pasti berapa jumlah upah yang harus dibarkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Keburukan sistem upah borongan adalah sebagai berikut.
• Jika terjadi salah perhitungan, pekerjaan tidak dapat diselesaikan dan terhenti di tengah jalan.

c. Sistem Co-Partnership
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan saham atau obligasi tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri perusahaan tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja merupakan partner atau mitra usaha.
Kebaikan sistem Co-Partnership adalah sebagai berikut.
• Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan besar, maka pekerja menerima upah yang besar pula.
Keburukan sistem Co-Partnership adalah sebagai berikut.
• Pada saat perusaan mendapatkan kerugian, maka masing-masing uang yang ditanamkan dalam saham tidak memberikan keuntungan.

d. Sistem Upah Bagi Hasil
Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya dengan sistem bagi hasil. Biasanya digunakan dalam penggarapan lahan pertanian dimana pemilik lahan dan penggarap lahan membagi hasil pertaniannya dengan presentase tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.

e. Sistem Upah Menurut Prestasi
Sistem ini menentukan upah berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh oleh para pekerja. Dengan demikian, besarnya upah yang diperoleh oleh seorang pekerja bergantng kepada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu tertentu oleh pekerja tersebut.

f. Sistem Upah Skala
Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan. Jika hasil penjualan meningkat, maka upah bertambah, dan sebaliknya.
Kebaikan dari sistem ini adalah sebagai berikut.
• Pekerja giat bekerja dan produktivitasnya tinggi.
Keburukan sistem ini adalah sebagai berikut.
• Kualitas kerja kadang kurang diperhatikan sebagai akibat pekerja bekerja terlampau keras.
• Jumlah upah tidak tetap.

g. Sitem Upah Premi
Sistem ini merupakan kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan senjumlah premi tertentu. Contonya, jika Elya sebagai pekerja menyelesaikan 200 potong pakaian dalam 1 jam, maka dibayar Rp 5000,00 dan jika terdapat kelebihan dari 200 potong, maka diberikan premi. Misalnya prestasi kerjanya 210 potong per jam, maka Elya akan mendapatkan Rp 5000,00 ditambah (10/200x Rp 5000,00) = Rp5250,00 dan seterusnya.

h. Sistem Bonus
Sistem ini memberikan upah tambahan kepada pekerja dari sebagian keuntungan perusahaan pada akhir tahun buku. Jadi selain upah tetap bulanan, pekerja mendapatkan upah tambahan sebagai bonus atas partisipasinya dalam membangun perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan.
Kebaikan sistem ini adalah sebagai berikut.
• Pekerja ikut bertanggung jawab bahkan berkepentingan atas kemajuan perusahaan.
Keburukan sistem ini adalah sebagai berikut.
• Tidak semua pekerja mampu menunjukkan hasil yang dicapai atas kemajuan perusahaan.

i. Sistem Upah Indeks Biaya Hidup
Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup. Jika biaya hidup meningkat, maka upah pekerja dinaikan, dan sebaliknya. Dalam sistem ini, upah dapat dibayarkan dalam bentuk barang, seperti sembako.

Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang belum dan sedang mencari pekerjaan. Pengangguran terjadi karena jumlah penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadinya surflus penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja.
Pengangguran seringkali menjadi salah satu permasalahan negera-negara berkembang, disatu sisi jumlah penduduk dari tahun ketahun terus bertambah, disisi lain peningkatan kemampuan ekonomi, baik pemerintah maupun swasta tidak secepat peningkatan jumlah penduduk. Terjadinya ketimpangan antara laju permintaan lapangan kerja dengan laju penawaran lapangan kerja mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah pengangguran.


Macam-Macam Pengangguran
Pengangguran pada dasarnya dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
a. Pengangguran volunter.
Pengangguran volunter atau sukarela adalah angkatan kerja yang tidak bekerja disebabkan merasa sudah tercukupi hidupnya, kalaupun bekerja mereka menginginkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih besar.

b. Pengangguran involunter.
Pengangguran involunter atau pengagguran terpaksa adalah mereka yang ingin bekerja, namun permintaan tenaga kerja belum tersedia. Pengangguran involunter ini dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
1) Pengangguran konjungtur.
Pengangguran konjungtur atau pengangguran siklis adalah pengangguran yang terjadi karena adanya fluktuasi aktivitas ekonomi suatu negara, misalnya krisis moneter, atau depresi sehingga berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan dan buruh perusahaan.
2) Pengangguran struktural.
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan perubahan struktur ekonomi suatu Negara. Misalnya struktur ekonomi agraris kemudian berubah menjadi struktur ekonomi industri. Akibatnya tenaga kerja yang semula bekerja di sektor agraris, tidak bisa bekerja di sektor industri. Pengangguran struktural dapat diakibatkan oleh dua kemungkinan yaitu karena permintaan berkurang atau karena kemajuan dan penggunaan teknologi
3) Pengangguran musiman.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena faktor musim. Contohnya para petani, pekerja bangunan yang bekerja dipengaruhi oleh fakor musim.
4) Pengangguran terbuka.
Pengangguran terbuka adalah mereka yang benar-benar menganggur atau tidak memiliki pekerjaan. Contohnya mahasiswa yang baru lulus kuliah dan belum bekerja
5) Pengangguran terselubung.
Pengangguran terselubung adalah mereka yang tidak sepenuhnya menganggur, mereka bekerja tetapi di bawah standar jam kerja.

Dampak Pengangguran
Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Nasional
Pengangguran pada dasarnya pasti berdampak buruk terhadap perekonomian suatu bangsa, diantaranya sebagai berikut:
• Turunnya pendapatan negara dari pajak, semakin banyak pengangguran semakin turun pendapatan masyarakat dan semakin turun pula penerimaan Negara dari pajak.
• Mendorong tingkat kriminalitas, hal ini berdampak pada tingkat keamanan dalam berusaha, sehingga investor enggan untuk berinvestasi.
• Pendapatan ril masayakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensialnya, sehingga tingkat kemakmuranya secara umum akan rendah
• Daya beli masyarakat turun, sehingga berdampak pula terhadap tingkat permintaan barang dan jasa.
• Menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi secara nasional, karena semakin banyak pengagguran, semakin rendak produktivitas masyarakat secara umum.
• Pengangguran dapat menimbukan ketidakstabilan politik dan sosial

Dampak Pengangguran Terhadap Individu yang Mengalaminya

• Secara psikologis, pengangguran dapat mengurangi kepercayaan diri pelakunya.
• Pengangguran dapat mengurangi fungsi akal sehat pelakunya, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia terus berjalan, sementara pendapatan tidak ada, akibatnya seseorang bisa nekad mencari jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan individu yang mengalaminya.
• Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan pelakunya, dengan semakin lamanya tidak digunakan dan dikembangkan keterampilan seseorang dapat hilang.

Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
a. Bagi penganggur sendiri, dapat mengembangkan kreativitasnya melalui berwirausaha mandiri.
b. Pengembangan sekolah-sekolah yang mengarah kepada peningkatan kecakapan hidup, seperti SMK.
c. Pengembangan program kerjama dengan luar negeri dalam pemanfaatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
d. Pengembangan sektor informal seperti home industry.
e. Pengembangan program transmigrasi, untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor informal lainya diwilayah tertentu.
f. Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.
g. Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi melalui pendirian usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja.
h. Pembukaan proyek-proyek umum, hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan jalan raya, jembatan dan lain-lain.
i. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

Selain upaya-upaya di atas, Sinuraya (2004) mengungkapkan beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka mengatasi pengangguran di Indonesia sebagai berikut:
1. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
2. Pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
3. Pembangunan lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun dengan baik.
4. Penyederhanaan perizinan, karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.
5. Menghubungkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
6. Mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
7. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
8. Penyempurnaan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu, Sisdiknas perlu reorientasi supaya dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
9. Mengupayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.
10. Mengembangkan potensi kelautan. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 mengungkapkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal tersebut menegaskan bahwa negara menjamin setiap penduduk untuk bisa mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak, hal ini dilakukan oleh pemerintah melalui beberapa programnya, salah satunya dengan dibentuknya Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Terdapat beberapa upaya yang dilakukan pemerintah sebagai perwujudan peranan pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong tercipta dan berkembangnya wirausaha baru, seperti melalui program bantuan permodalan usaha yang diberikan melalui BUMN, Kementrian KUKM, Menpora, dan sebagainya.
b. Mengembangkan program kerjasama dengan luar negeri dalam pemanfaatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
c. Mengembangkan Balai Latihan Kerja (BLK)
d. Melaksanakan bursa tenaga kerja dalam rangka mempertemukan antar permintaan dan penawaran tenaga kerja.
e. Mengadakan perluasan kesempatan kerja, hal misalnya melalui pembangunan proyek-proyek umum atau mendirikan industri-industri yang bersifat padat karya.
f. Program transmigrasi, program ini selain dalam rangka persebaran tenaga kerja, dilakukan oleh pemerintah dalam rangka perluasan kesempatan kerja, seperti untuk sektor agraris.
g. Meningkatkan mutu tenaga kerja, upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja di Indonesia diantaranya sebagai berikut :
• Menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih dengan meningkatkan pendidikan formal, misalnya dengan program wajib belajar
• Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras, ulet, tekun serta produktif melalui peningkatan kesehatan dan perbaikan gizi penduduk.
• Mengadakan pelatihan-pelatihan kerja sesuai dengan formasi kerja yang tersedia.
• Mengadakan proyek magang bagi calon tenaga kerja

Selain upaya-upaya di atas, dalam rangka memperbaiki iklim ketenagakerjaan di Indonesia, pada tahun 2008 pemerintah sudah menetapkan 8 arah kebijakan pembangunan bidang ketenagakerjaan sebagai berikut:
1. Kebijakan Pasar Kerja yang Lebih Luwes
2. Peningkatan Kualitas Hubungan Industrial antara Pekerja dan Pemberi Kerja
3. Pengembangan Kompetensi Tenaga Kerja dan Percepatan Pengakuan Sertifikat
4. Pengembangan Pemagangan Berbasis Pengguna
5. Konsolidasi Program-program Perluasan Kesempatan Kerja yang Dilakukan Pemerintah
6. Penyediaam Lapangan Kerja Melalui Padat Karya Produktif
7. Peningkatan Kualitas Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Keria Indonesia di Luar Negeri
8. Peningkatan Kualitas Pusat-pusat Pelayanan Informasi Ketenagakerjaan

BOKEP TERBARU + FILEM ABG + VIDEO SMA NGENTOT+TERBARU

Disini saya tidak memberikan file dalam format video yang mau didonload misal, 3gp. mp4. avi. mkv. atau setaranya dah, tapi saya hanya memberikan alamat web yang akan kalian tuju untuk mendonload file yang kalian cari sekarang ini, dengan berbekal panasnya dada karna terbakarnya oleh aura nafsu 100 derajad, hehee nih langsung saja kalian klik DISINI untuk mendonload alamat yang aq simpan ntuk kalian semua....

semoga gak nyesel..........!

STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

I. STATEMENT KEBIJAKAN MONETER

 Perbaikan kondisi ekonomi global terus berlangsung meskipun dibayangi risiko ketidakpastian prospek pemulihan ekonomi AS dan perlambatan ekonomi China. Pertumbuhan ekonomi global yang terus membaik didukung oleh tingginya pertumbuhan negara emerging market serta mulai membaiknya perekonomian di Eropa. Kinerja perekonomian Eropa yang membaik terutama didukung oleh kinerja ekspor industri yang membaik dan hasil stress test perbankan Eropa yang lebih baik dari perkiraan sehingga meredakan tekanan di pasar keuangan global. Hal itu tercermin dari kinerja pasar saham global yang meningkat serta persepsi risiko yang terus membaik. Namun demikian, pemulihan ekonomi global tersebut dibayangi oleh ketidakpastian yang berasal dari perkembangan sejumlah indikator ekonomi AS yang dalam beberapa bulan terakhir mengindikasikan adanya perlambatan ekspansi ekonomi. Sektor konsumsi AS masih dihadapkan pada permasalahan credit crunch dan pengangguran yang meningkat. Aktivitas industri AS juga menurun, merespons pelemahan konsumsi domestik. Selain itu, risiko pemulihan ekonomi global juga datang dari China. Perkonomian China mengalami pertumbuhan yang melambat sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah China untuk menghindari terjadinya overheating.

Kondisi ekonomi global yang terus membaik berdampak positif bagi perkembangan perekonomian domestik. Pemulihan ekonomi global yang masih berlangsung mendukung perbaikan kinerja ekspor, terutama ekspor manufaktur. Selain itu, daya beli masyarakat yang relatif stabil akan mendorong tetap kuatnya permintaan domestik. Pertumbuhan ekspor dan permintaan domestik yang meningkat direspons positif melalui perbaikan kinerja investasi. Perkembangan positif investasi terutama terlihat pada investasi non-bangunan, tercermin dari meningkatnya pertumbuhan impor barang modal, bahan baku dan penjualan kendaraan niaga. Membaiknya pertumbuhan investasi didukung pula oleh iklim investasi domestik yang kondusif serta penyempurnaan berbagai peraturan di bidang investasi. Dari sisi sektor-sektor ekonomi, perkembangan di hampir seluruh sektor menunjukkan kinerja yang membaik sejalan dengan perbaikan ekonomi global dan domestik. Sektor-sektor utama yang mencatat kinerja cukup tinggi yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotal dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juli 2010 meningkat cukup tinggi didorong oleh faktor non-fundamental, terutama dari kelompok volatile food. Pada bulan Juli 2010 inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat sebesar 1,57% (mtm) atau 6,22% (yoy) meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,97% (mtm) atau 5,05% (yoy) akibat ketidakpastian musim, gangguan produksi dan distribusi terkait curah hujan yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan kenaikan yang signifikan pada harga bahan pangan terutama beras dan kelompok aneka bumbu yang rentan terhadap perubahan cuaca. Kenaikan harga pada bulan Juli 2010 tersebut bahkan jauh lebih tinggi dari rata-rata historis harga kelompok bahan pangan. Di kelompok inti, inflasi relatif terjaga, didukung oleh kecukupan respons penawaran terhadap peningkatan permintaan dan nilai tukar yang cenderung terapresiasi. Dengan demikian, sebagian besar faktor meningkatnya inflasi terjadi karena faktor musiman, dan karenanya perlu menjaga agar hal ini tidak bedampak pada peningkatan ekspektasi inflasi ke depan. Mencermati perkembangan harga hingga bulan Juli 2010 dan kecenderungan meningkatnya konsumsi terkait faktor musiman perayaan keagamaan, inflasi IHK untuk keseluruhan tahun 2010 diperkirakan akan menuju batas atas target inflasi Bank Indonesia.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan masih tetap solid. Meningkatnya kegiatan ekonomi domestik diperkirakan akan memacu impor meningkat lebih tinggi dan dapat menyebabkan surplus transaksi berjalan sedikit lebih rendah. Peningkatan impor terjadi baik di sektor migas maupun non-migas sejalan dengan penyerapan ekonomi domestik yang cenderung meningkat menjelang perayaan hari raya keagamaan. Meskipun demikian, peningkatan impor tersebut masih diimbangi oleh peningkatan ekspor yang masih tinggi, sejalan dengan kondisi ekonomi global yang  kondusif serta harga komoditas yang bertahan di level yang tinggi. Transaksi modal dan finansial  diperkirakan masih mencatat surplus yang didukung oleh persepsi positif investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia. Hal itu tercermin dari meningkatnya aliran pada kelompok investasi portofolio. Peningkatan investasi portofolio oleh investor asing tersebut mengimbangi kelompok investasi langsung yang mencatat penurunan surplus serta kelompok investasi lainnya yang mencatat defisit. Dengan berbagai perkembangan tersebut, cadangan devisa per 30 Juli 2010 sebesar 78,8 miliar dolar AS atau setara dengan 6,03 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Kondisi fundamental perekonomian domestik yang solid dan pasar keuangan global yang kondusif menopang pergerakan rupiah. Selama bulan Juli, secara rata-rata, nilai tukar rupiah sebesar Rp9.042 per dolar AS, atau menguat 1,07%. Apresiasi rupiah di bulan Juli 2010 tersebut juga disertai dengan volatilitas yang menurun. Tingkat volatilitas rupiah selama bulan Juli 2010 mencapai 0,19%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 0,51%. Stabilnya pergerakan rupiah tersebut antara lain dipengaruhi oleh relatif stabilnya kondisi ekonomi global, kondisi permintaan dan pasokan valas di pasar domestik yang terjaga dan implementasi kebijakan pengelolaan arus modal, antara lain melalui kebijakan one month holding period SBI yang diterapkan sejak 7 Juli 2010.
Kinerja di pasar keuangan secara umum terjaga. Kondisi ini tercermin pada perkembangan di Pasar Uang Antar-bank (PUAB) overnight (O/N) dengan suku bunga yang tetap terjaga di sekitar BI Rate, pertumbuhan besaran moneter (M1) yang meningkat sesuai dengan peningkatan kegiatan ekonomi, serta perkembangan di pasar saham dan di pasar Surat Utang Negara (SUN) yang membaik. Kondisi makroekonomi yang stabil dan faktor risiko eksternal yang cenderung turun mendorong peningkatan harga aset, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Penguatan IHSG pada Juli 2010 terkait dengan dampak faktor kebijakan BI Rate dan Paket Kebijakan Penguatan Manajemen Moneter dan Pengembangan Pasar Keuangan dan kenaikan outlook sovereign credit rating Indonesia. Dengan perkembangan tersebut, IHSG menguat 5,3% dan mampu mencapai level tertinggi yaitu 3.096,8 pada 29 Juli 2010 sebelum ditutup pada akhir Juni 2010 di level 3.069,68. Penguatan IHSG juga diikuti oleh penguatan Surat Berharga Negara (SBN). Selain nilai tukar yang stabil, perbaikan rating dan prospek ekonomi ke depan yang positif, kinerja SBN juga ditopang oleh terbatasnya risiko fiskal serta kesinambungan fiskal yang masih terjaga. Dari sisi kebijakan moneter, penguatan kinerja SBN juga dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada level 6,5% serta penerapan one month holding period SBI.

Stabilitas sistem keuangan masih terjaga, didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat. Terjaganya stabilitas sektor keuangan didukung oleh kondisi sektor perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko, serta membaiknya fungsi intermediasi perbankan. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh tingginya  rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan saat ini yang mencapai 17,4 % dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5,0%. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan tercermin pada angka pertumbuhan kredit yang sampai dengan akhir Juli 2010 tumbuh sebesar 19,6% (yoy). Hal itu sejalan dengan meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian yang semakin membaik.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati pertumbuhan kredit perbankan tersebut agar tetap dalam koridor pencapaian rencana pemberian kredit sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) terutama kredit untuk tujuan produktif, dan sejalan dengan peningkatan di sisi suplai perekonomian. Hal ini ditempuh untuk memastikan agar peningkatan di sisi permintaan dapat diimbangi sisi penawaran secara memadai sehingga tidak menimbulkan tekanan inflasi yang berlebihan.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 4 Agustus 2010 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada level 6,5%. Keputusan tersebut diambil setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap perkembangan terkini dan prospek perekonomian yang secara umum menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Namun demikian, meningkatnya tekanan inflasi akhir-akhir ini menjadi perhatian khusus. Bank Indonesia akan menempuh kebijakan moneter dan perbankan yang diperlukan agar perkembangan inflasi ke depan tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, yaitu sebesar 5% ± 1% untuk tahun 2010 dan 2011. Dewan Gubernur memandang BI Rate pada level 6,5% saat ini dipandang masih cukup memadai untuk menjaga ekspektasi inflasi ke depan dengan tetap mewaspadai mulai meningkatnya inflasi. Dalam kaitan ini, dalam waktu dekat Bank Indonesia akan menempuh langkah-langkah untuk memperketat pengendalian likuiditas dengan tanpa berdampak pada terganggunya intermediasi perbankan, khususnya melalui penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM).

KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO

         Pengertian dari Ekonomi Makro bisa disimpulkan bahwa Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah hubungan antarvariabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, utang pemerintah, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan oleh negara sangat tergantung pada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. berikut penjelasannya.

1. Tujuan-tujuan Kebijakan Ekonomi Makro
       Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro dapat dibedakan kepada empat aspek berikut:

a.menstabilkan kegiatan ekonomi / price level stability.

b.mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi / high employment level. Beberapa hal yang perlu dijelaskan berkaitan dengan kesempatan kerja adalah peran pemerintah dalam perluasan kesempatan kerja, pendekatan demand dan supply of labor dalam perluasan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat desa dalam upaya perluasan kesempatan kerja, human capital sebagai upaya efektif perluasan kerja, keuangan negara dan kesempatan kerja, kebijakan ketenagakerjaan, serikat kerja, hubungan industrial, sistem ekonomi dan kesempatan kerja.
 

c. menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh / long-term economic growth. Pertumbuhan ekonomi yang ideal adalah :
(1) berlangsung terus menerus,
(2) disertai dengan terciptanya lapangan kerja,
(3) tidak merusak lingkungan,
(4) lebih tinggi daripada laju pertumbuhan penduduk,
(5) disertai dengan distribusi pendapatan yang adil,
(6) kontribusi sektoral yang merata,
(7) tidak meninggalkan sektor pertanian,
(8)kenaikannya riil,
(9) penyumbang terbesar PDB adalah warga domestik, bukan asing.

d. Kestabilan nilai tukar / exchange rate stability. Nilai tukar merupakan nilai uang secara eksternal, yang tinggi rendahnya berdampak pada berbagai aspek ekonomi dan sosial lainnya, misalnya :
(1) impor dan ekspor,
(2) APBN dan APBD,
(3) kesehatan dan pendidikan,
(4) transportasi,
(5) industri dalam negeri,
(6) politik,
(7) daya beli masyarakat,
(8) dunia perbankan,
(9) sektor pertanian, kelautan, peternakan, sektor properti , dan sebagainya.

 

2. Bentuk-bentuk Kebijakan Ekonomi Makro.

a. Kebijakan Fiskal
      Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara. Atau kebijakan pemerintah yang membuat perubahan dalam bidang per-pajakan (T) dan pengeluaran pemerintah (G) dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran /permintaan agregat dalam perekonomian Kebijakan ini diambil untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Caranya dengan : menambah atau mengurangi PAJAK dan SUBSIDI.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
a. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran. Prosesnya adalah;

a. Pengurangan pajak penghasilan → akan menambah daya beli masyarakat dan akan meningkatkan pengeluaran agregat.
b. Peningkatan pengeluaran agregat dengan cara menaikkan pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa maupun untuk menambah investasi.
c. Selanjutnya dalam masa inflasi atau ketika kegiatan ekonomi telah full employment, langkah sebaliknya harus dilakukan yaitu ; pajak dinaikkan dan pengeluaran pemerintah akan dikurangi.
d. Langkah ini akan menurunkan pengeluaran/permintaan agregat dan mengurangi tekanan Inflasi.

Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dpt digolongkan sebagai berikut :

1. Pajak langsung : yaitu pajak/jenis pungutan pemerintah yg.secara langsung dikumpulkan dari wajib pajak, misal ; PPh.
2. Pajak tak langsung : yaitu pajak yg.beban pemungutannya dapat dipindah-tangankan kepada pihak lain, misal ; PPn, & PPn BM Pajak impor dsb.
Demikian pula perubahan-perubahan sebaliknya. Pemerintah seringkali menghadapi masalah defisit anggaran. Ada beberapa sumber pembiayaan defisit anggaran :
1. Pajak.
2. Mencetak Uang Baru.
3. Pinjaman Masyarakat Dalam Negeri.
4. Pinjaman Masyarakat Luar Negeri.

b. Kebijakan Moneter
      Kebijakan yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy. Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation). Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate). Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio). Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion).Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi himbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

3. Tolak Ukur Stabilitas Moneter
           Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagai acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Dalam perekonomian beberapa indikator yang biasanya digunakan untuk menilai kebijakan moneter adalah :
1. Jumlah Uang Beredar (JUB)
Dari kelima indikator tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan lansung oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan alasan ini, berikut ini akan dijelaskan secara ringkas dari keempat indikator tersebut

2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali
Bagi dunia perbankan laju inflasi yang tinggi akan menimbukan kesulitan bagi Bank untuk mengerahkan dana masyarakat, karena dengan inflasi yang tinggi tersebut, tingkat bunga riil (bunga nominal-inflasi) akan menurun, sehingga mengurangi keinginan masyarakat untuk menyimpan kekayaannya dalam produk-produk perbankan. Dampak selanjutnya adalah, bunga riil yang menurun bila dibandingkan tingkat bunga riil di luar negeri akan memicu larinya dana masyarakat ke luar negeri, karena dirasakan masyarakat lebih menguntungkan menyimpan dananya di luar negeri.

3. Suku bunga pada tingkat yang wajar
Selain yang telah sering dijelaskan sebelumnya, bahwa dari sisi masyarakat tingginya suku bunga memang akan menambah keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, namun di sisi lain, tingginya suku bunga tersebut akan mengurangi niat dunia usaha untuk mengambil kredit bagi pengembangan usahanya. Akibatnya dana yang sudah terlanjur masuk ke perbankan dengan adanya bunga tinggi tersebut, tidak dapat tersalurkan dan menimbulkan permasalahan baru bagi perbankan, yakni, Kemana dana masyarakat tersebut akan disalurkan ? Apabila masalah ini tidak segera mendapat jalan keluar, maka perbankan terancam akan menghadapi masalah likuiditas dan tentu saja masalah penghasilan dari bunga yang seharusnya diperoleh.

4. Nilai tukar rupiah yang realistis, dan
Nilai tukar yang stabil tentu akan lebih memberi iklim kepastian bagi semua pelaku usaha, termasuk sektor perbankan, dunia usaha dan masyarakat. Nilai tukar rupiah yang rendah saat ini dapat dijadikan saat yang baik dunia usaha yang berorientasi ekspor, dan ini dapat memicu peningkatan permintaan kredit dari dunia usaha untuk melanjutkan dan meningkatkan produk ekspornya.

5. Ekspektasi/harapan masyarakat terhadap moneter
Meskipun lebih sulit untuk diukur, namun ekspektasi masyarakat mulai mendapat perhatian besar dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia. Ekspektasi umumnya terjadi melalui ekspektasi masyarakat terhadap tingkat inflasi dan ekspektasi terhadap nilai tukar. Ekspektasi masyarakat yang berlebihan terhadap besaran inflasi akan mendorong semakin tingginya harga-harga, sehingga akan mengurangi tingkat konsumsi dan daya saing produk dalam negeri yang akan diekspor. Sementara itu, ekspektasi masyarakat yang negatif terhadap nilai tukar akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada mata uang rupiah, sehingga dapat memicu mengalirnya dana masyarakat keluar negeri.


4. Strategi Kebijakan Moneter
       Untuk mendapatkan indikator moneter seperti disyaratkan di atas, pemerintah yang dalam hal ini otoritas moneter, memerlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Secara umum, strategi moneter yang dapat dipilih antara lain adalah :
1. Startegi Kebijakan moneter longgar (Easy Monetary Policy) atau Strategi kebijakan moneter ketat (Tight Monetary Policy).
Kebijakan moneter longgar akan ditempuh untuk menggiatkan kembali perekonomian yang sedang lesu, dengan cara mempermudah dan menambah jumlah uang beredar, agar permintaan konsumsi naik.

2. Countercyclical Monetary Policy atau Accomodative Monetary Policy Countercyclical Monetary Policy
Untuk memperlunak konjungtur/naik turunnya perekonomian, pemerintah perlu secara aktif malakukan intervensi di pasar uang, yakni dengan melakukan ekspansi moneter disaat perekonomian menghadapi masa resesi dan melakukan konstraksi moneter saat perekonomian mengalami boom/laju yang terlalu cepat. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar berikut

3. Accomodatice Monetery Policy
Pendapat kedua mengatakan, bahwa sebaiknya pemerintah menghindari intervensi untuk memperlunak konjungtur perekonomian yang terjadi, dan membiarkannya terjadi secara alami. Pendapat ini didasarkan pada pemikiran:

a. Ekspektasi masyarakat dapat mengalahkan dampak dari variabel-variabel moneter lainnya. Dengan kata lain, masyarakat telah mengantisipasi setiap kebijakan yang akan diterapkan oleh masyarakat.
b. Kebijakan pemerintah tidak dapat memberi dampak secara langsung dan segera. Sebagai contoh; kebijakan moneter longgar yang ekspansif yang diterapkan saat ekonomi lesu/resesi, tidak akan segera kelihatan dampaknya saat itu juga, namun butuh waktu dan itu dapat terjadi justru ketika perekonomian telah mencapai tahap boom.


5. Efektifitas kebijakan Moneter

           Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan moneter adalah, sejauh mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun bentuknya), memberi dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti :
a. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c. dapat meningkatkan kesempatan kerja
d. dapat meningkatkan penerimaan devisa negara
e. serta memberi pengaruh pada kebijakan makro lainnya

Teori yang membicarakan mengenai efektifitas kebijakan moneter ini diantaranya adalah :
a. Teori Natural Rate Hypothesis, yang percaya bahwa kebijakan hanya akan efektif dan memberi dampak dalam jangka pendek saja, namun tidak akan efektif untuk jangka panjang
b. Teori Rational Expectation Hypothesis, yang percaya bahwa baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak akan efektif untuk memberi pemahaman yang lebih baik mengenai kedua teori tersebut, perhatikan contoh kasus berikut ini. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi melalui peningkatan konsumsi masyarakat, pemerintah akan menempuh kebijakan ekspansif (kebijakan moneter longgar).

3. Kebijakan Segi Penawaran
Merupakan kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan kerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.
Kebijakan segi penawaran lebih menekankan kepada:
a. meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja
b. meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan produksinya.

6. Masalah dan Kesulitan Penerapan Kebijakan Moneter diNegara Berkembang
     Pemerintah (dalam hal ini Bank Sentral) harus menggunakan kebijakan moneter untuk mempengaruhi pengeluaran swasta dan masyarakat ke arah yang dinginkan dalam kegiatan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Pada waktu resesi dan tingkat pengangguran tinggi, pemerintah harus berusaha meningkatkan seluruh pengeluaran masyarakat antara lain dengan cara meningkatkan penawaran uang dalam masyarakat. Turunnya suku tingkat bunga menimbulkan gairah investasi yang pada akhirnya meningkatkan permintaan agregat, dan akhirnya menurunkan tingkat harga dan menaikkan output nasional. Kebijakan moneter yang dapat dilakukan untuk mecapai tujuan ini adalah mengurangi tingkat cadangan minimum, menurunkan tingkat bunga dan membeli surat-surat berharga dari masyarakat. 
        Pada masa inflasi dan ekonomi yang memanas, kebijakan moneter dilakukan haruslah berjalan ke arah yang sebaliknya.
Dengan demikian, salah satu tugas dari kebijakan moneter adalah menyediakan pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat berjalan lancar. Pada masa terjadi kelebihan permintaan dan inflasi, penawaran uang dalam masyarakat harus dikurangi. Dinegara-negara berkembang kebijakan ini harus mencakup juga kebijakan untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan berusaha menarik uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan tingkat pengeluarannya. Cara yang dapat ditempuh dengan menarik uang tersebut ke dalam sistem perbankan, misalnya dengan cara memberikan bunga yang tinggi kepada nasabah deposito berjangka.

7. Kebijakan Moneter dalam Pembangunan
          Masalah dan cakupan dalam pembahasan makroekonomi dapat digolongkan atas empat kelompok besar, yaitu pertumbuhan ekonomi (growth), inflasi (inflation), pengangguran (unemployment) dan necara pembayaran (balance of payment). Untuk menangani persoalan-persoalan makroekonomi tersebut, misal ingin meningkatkan atau mengejar pertumbuhan ekonomi pada suatu tingkat tertentu, secara teoritis dapat didekati dengan dua cara, yaitu :

1. Demand management. Pendekatan ini dilakukan pada upaya pengendalian makroekonomi yang bertumpu pada pengelolaan permintaan agregat atau aggregate demand (AD), artinya demand management adalah kebijakan pengendalian makroekonomi yang utama. Ada dua kebijakan pokok dengan pendekatan ini yaitu kebijakan fiskal (fiscal policy) dan kebijakan moneter (monetary policy). 
   Kebijakan fiskal biasanya eksekusinya lambat, karena untuk meng-implementasikannya harus melalui prosedur yang cukup panjang,misalnya perlu pembahasan (public hearing) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun demikian, dari segi efektivitas kebijakan ini lebih ampuh. Di sisi lain, kebijakan moneter, merupakan kebijakan yang dapat dieksekusi secara cepat atau dapat dilakukan seketika, karena kebijakan ini dimiliki oleh otoritas moneter dalam hal ini Bank Indonesia. Namun, seringkali pengaruh kebijakan tersebut lambat dan tidak selalu seperti yang diharapkan dan biasanya sifatnya untuk mengatasi masalah dalam jangka pendek atau sesaat saja.

2. Supply Management. Upaya pengendalian makroekonmi dengan pendekatan ini sampai saat ini masih sulit dilakukan, karena menyangkut teknologi yang sifatnya jangka panjang. Teori Keynes yang merupakan demand side dari makroekonomi masih mendominasi kebijakan yang dipegang pada sebagian besar negara. Apa yang terjadi dengan harga dan output (GNP) hanya mengikuti apa yang terjadi dengan permintaan agregat. Sehingga kebijakan-kebijakan makro harus diarahkan bagaimana mempengaruhi permintaan agregat agar pada tingkat yang sesuai dengan yang diinginkan. Menurut dasar logika ini, penawaran agregat (aggregat supply) dianggap seolah-olah sebagai sesuatu yang (paling tidak dalam jangka pendek) tidak dapat dipengaruhi secara langsung, tetapi hanya secara tidak langsung lewat permintaan agregat.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa pemikiran makro ekonomi Keynes dengan demand managemant masih mendominasi dalam memecahkan persoalan-persoalan makroekonomi.



 

ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI
          Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan perekonomian pada suatu tahun tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya. Alat pengamat kegiatan suatu perekonomian yang terutama adalah:
1. Pendapatan Nasional
2. Penggunaan Tenaga Kerja Dan Pengangguran
3. Tingkat Perubahan Harga-Harga
4. Neraca Perdagangan Dan Neraca Pembayaran

PENDAPATAN NASIONAL

I. Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional dapat dipandang dari dua segi, yaitu dari segi earning dan segi product.
1. Dari Segi Earning.
Gross National Income (GNI) adalah jumlah dari seluruh pendapatan, seperti upah, sewa, bunga modal dan laba perusahaan yang telah diterima oleh seluruh masyarakat selama menghasilkan produk nasional tersebut (biasanya selama satu tahun).
2. Dari Segi Product
Gross National Product (GNP) adalah jumlah nilai dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat suatu negara dalam satu tahun dihitung menurut harga dasar.
Perbedaan GNP dan GDP:

a. GNP (Gross National Product) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat suatu negara, baik yang berada dalam negeri maupun yang berda diluar negeri.

b. GDP (Gross Domestic Bruto) meliputi barang-barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam wilayah negara tersebut, baik oleh perusahaan nasional maupun perusahaan asing.
Untuk Indonesia pada saat ini pada umumnya PDB(GDP) > PNB, Karena nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang bekerja di luar negeri pada umumnya dihargai lebih murah dibandingkan dengan orang asing.

II. Pentingnya Menghitung Pendapatan Nasional

Beberapa peranan penting pendapatan nasional antara lain:
1. Pendapatan nasional merupakan alat pengukur bagi tinggi rendahnya tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa yang secara kuantitatif, artinya tingkat hidup suatu bangsa atau masyarakat ditentukan oleh pendapatan perkapita.
2. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara yang bersangkutan, misalnya agraris atau industri. Disamping besarnya peranan masing-masing sektor tersebut dalam pembentukan pendapatan nasional.
3. Pendapatan nasional berguna untuk mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi masyarakat itu sendiri dari tahun ke tahun.

III. Cara Menghitung Pendapatan Nasional
Beberapa kesulitan yang sering dihadapi pada waktu akan melakukan perhitungan dan penjumlahan pendapatan nasional adalah:
1. Kurang lengkapnya statistik dari berbagai sektor kegiatan ekonomi.
2. Suatu kesalahan yang mudah terjadi pada saat melakukan perhitungan adalah timbulnya perhitungan dobel (double accounting).
Agar tidak terjadi perhitungan dobel, maka didalam menghitung besarnya GNP, perhitungan nilai barang didasarkan pada:
1. Final Product atau hasil akhir, yaitu jumlah barang yang diproduksi dalam bentuk barang jadi dalam waktu satu periode.
2. Value added, yaitu nilai yang ditambahkan.

Dalam menghitung pendapatan nasional dapat digunakan tiga metode pendekatan yaitu:

1. Metode Produksi (Production Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menghitung semua nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi. Atau dapat juga dengan cara menjumlahkan secara total seluruh nilai tambah (Value added) dari semua sektor kegiatan ekonomi.

2. Metode Pendapatan (Income Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh warga masyarakat yang berasal dari faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, yaitu sewa, upah, bunga dan profit.
Metode pendapatan digunakan untuk menghitung balas jasa yang diterima oleh masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pendapatan Nasional (Yearly Income, dilambangkan dengan Y). Pendapatan Nasional adalah total nilai balas jasa yang diterima oleh masyarakat suatu negara dalam satu tahun. Pendapatan masyarakat terdiri dari:
a. Tenaga kerja memperoleh balas jasa berupa upah/gaji (w = wage)
b. Modal memperoleh balas jasa berupa bunga (i = interest)
c. Tanah dan SDA memperoleh balas jasa berupa sewa (r = rent)
d. Pengusaha memperoleh balas jasa berupa laba (p = profit)
e. Penghasilan campuran (mixed income) yang merupakan gabungan dari upah/gaji, bunga, sewa, dan laba.

yang persamaan secara matematis adalah sebagai berikut
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode atau pendekatan pendapatan sering disebut dinamakan pendapatan nasional atau PN (national income),

Rumus PN :
Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi

3. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu konsumsi rumah tangga, investation domestic bruto, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih.
Metode pengeluaran atau pembelanjaan digunakan untuk menghitung pengeluaran atau pembelanjaan masyarakat selama satu tahun. Hasil penghitungannya disebut Pembelanjaan Nasional (National Spending). Pembelanjaan Nasional adalah total pembelanjaan masyarakat suatu negara selama satu tahun. Pengertian masyarakat disini menunjuk pada para pelaku ekonomi. Para pelaku ekonomi terdiri dari:
a. Pengeluaran para konsumen disebut konsumsi (C = Consumption)
b. Pengeluaran para produsen disebut investasi (I = Investment)
c. Pengeluaran pemerintah disebut pembelanjaan pemerintah (G = Governtmen Expenditure)

4. Pengeluaran masyarakat luar negeri disebut ekspor netto (Xn = Net Export), selisih antara ekspor (X = Export dan impor (M = Import).
Jadi pembelanjaan nasional terdiri dari
Hasil perhitungan dengan menggunakan metode ini dinamakan dengan
produk nasional bruto atau PNB (gross national product).
Rumusnya adalah
PDB = C + G + I + ( X - M ) atau
Produk Domestik Bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )

IV. KOMPONEN-KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL
Komponen-komponen Pendapatan Nasional merangkai hubungan antara ketiga metode atau pendekatan Pendapatan Nasional. Komponen-komponen Pendapatan Nasional yaitu:
1. PDB (GDP).
PDB (Produk Domestik Bruto) atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan nilai total barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat selama satu tahun. Atau hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja.

Rumusnya adalah
PDB = C + G + I + ( X - M )
atau produk domestik bruto = pengeluaran rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor - impor )

2. PNB (GNP).
Produk Nasional Bruto adalah hasil produksi dalam suatu wilayah yang telah dikurangi hasil faktor produksi yang pemiliknya bukan berasal dari dalam perekonomian serta ditambah nilai faktor produksi dari dalam perekonomian yang berada di luar daerah perekonomian.
PNB (Produk Nasional Bruto) atau GNP (Gross National Product) diperoleh dengan cara:
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri

3. PNN (NNP).
Pengertian Produk Nasional Netto adalah produk nasioanl yang memperhitungkan pengeluaran investasi neto dengan mengurangi investasi bruto dengan depresiasi. PNN (Produk Nasional Netto) atau NNP (Net National Product) dihitung dengan cara:
PNB -Depresiasi atau penyusutan.
Atau: Produk Nasional Netto = Produk Nasional Bruto - Depresiasi

4. PN (NI).
Pendapatan Nasional merupakan pendapatan yang memperhitungkan balas jasa atas faktor produksi dengan mengurangi produk nasional neto dengan pajak tidak langsung dan ditambah dengan subsidi .
PN (Pendapatan Nasional) atau NI (National Income) dihitung dengan cara:
PNB - Pajak Tidak Langsung (Ti = Indirect Tax).
Atau Pendapatan Nasional = Pendapatan Nasional Neto - Pajak Tidak Langsung + Subsidi

5. PI. Yrtk = PN - (Cadangan + Pajak Usaha). Hasilnya disebut Pendapatan Perseorangan (PI = Personal Income atau Yrtk).
6. Pendapatan Disposable (Yd).
Pengertian Pendapatan Personal Disposable adalah penghasilan individu dalam suatu perekonomian yang bersih dan sudah bisa dibelanjakan secara keseluruhan setelah pendapatan nasional dikurangi dengan pajak penghasilan perseorangan.
Yrtk dikurangi dengan pajak Pribadi dan ditambah dengan Pembayaran Transfer (Tr = Transfer Payment) dari pemerintah, hasilnya disebut Pendapatan Disposabel. Pendapatan disposabel akan digunakan untuk konsumsi (C = Consumption) dan ditabung (S = Saving). Yd = C + S.

Search