Kontroversi membuncah ketika pakta perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) ASEAN-China diberlakukan 1 Januari 2010. Jika berhasil dilakukan,integrasi ini tidak menutup kemungkinan bisa menjadi kekuatan baru Asia.
Saat FTA ASEAN-China diberlakukan awal tahun ini. Mampukah negara-negara Asia berintegrasi hingga menyaingi Uni Eropa? Pertanyaan ini bukan mustahil bisa dijawab. Beberapa negara di Asia seperti Jepang, China, India, Singapura, Korea Selatan,dan banyak lainnya sangat diperhitungkan dalam kancah perdagangan internasional. Apalagi kini upaya itu sudah dimulai dengan diberlakukannya FTA ASEAN-China .
Di satu sisi, pemberlakuan pakta ini menuai kontroversi karena sebagian negaranegara ASEAN dianggap belum siap.Namun di sisi lain,hal tersebut upaya bersama untuk membangun perekonomian kawasan yang saling menguntungkan. Sebagaimana diungkapkan Sekretaris Jenderal China-ASEAN Business Council Xu Ningning,China dan ASEAN bisa menjadi pemimpin dari negara-negara di dunia yang berhasil lolos dari dampak krisis global.
Menurut Ningning, pelajaran dari krisis yang melanda kawasan Asia pada 1997 menjadi contoh betapa pentingnya integrasi dan kerja sama antara negaranegara di Asia.Karena itu, sebagai bagian dari antisipasi dini terhadap krisis serupa,integrasi perlu dilakukan salah satunya melalui implementasi pakta perdagangan bebas. “Integrasi ekonomi ASEAN adalah jaminan penting bagi kawasan ini untuk membangun integrasi ekonomi dengan kawasan lainnya.
Akan sangat sulit bagi ASEAN untuk bisa mencapai tujuan dari perjanjian perdagangan bebas dengan kawasan lain jika internal kawasan belum terintegrasi,” ujar Ningning sebagaimana dilansir situs www.cafta.org.cn. Menurut dia, China sebagai salah satu negara di luar kawasan ASEAN mengambil langkah pertama untuk berintegrasi dengan ekonomi ASEAN.
Bagi China, implementasi FTA dan integrasi ekonomi dengan ASEAN adalah sangat penting karena ini kali pertama bagi China sehingga akan menjadi model. Untuk itu, China memiliki kepentingan untuk menjaga implementasi FTA tetap stabil guna membangun ekonomi negara-negara di kawasan.
“Pemerintah China harus mengimplementasi slogan tetangga yang baik, tetangga yang damai, dan tetangga yang kaya. Menurut saya, saat inilah waktu yang tepat untuk implementasi FTA agar bekerja sama mengatasi dampak krisis global,”paparnya.
Hal senada disampaikan Associate Professor pada The School Of International Studies Nanjing University, Zheng Anguang. Menurut dia, implementasi FTA memiliki masa depan cerah. Dengan estimasi pasar sebanyak 1,9 miliar konsumen, PDB sebesar USD6 triliun, dan total nilai perdagangan diestimasikan sebesar USD4,5 triliun, gabungan antara ASEAN dan China akan menjadi kekuatan ekonomi baru dengan jumlah populasi terbesar di dunia.
“Sungguh ini berita baik. Khususnya dengan mempertimbangkan dampak krisis global yang masih dirasakan hingga saat ini. Selama dua tahun terakhir, ketika kondisi finansial dunia mengalami guncangan, hampir semua negara ASEAN dan China menunjukkan pemulihannya,” ujarnya sebagaimana dilansir Xinhua(06/01/10).
FTA bahkan mampu memberikan kepercayaan diri bagi China dan ASEAN dalam pemulihan ekonomi. Kebanyakan FTA yang ada saat ini didominasi negaranegara maju seperti FTA Amerika Utara dan Uni Eropa. Hal inilah yang membuat FTA menjadi unik karena kebanyakan anggotanya adalah negara berkembang.
Dari sudut pandang ini, kata Anguang, jika FTA menuai kesuksesan, tidak hanya akan mendorong ekonomi kawasan Asia Pasifik, tapi juga memiliki pengaruh signifikan dalam sistem perekonomian dunia secara keseluruhan. “Tentu saja sebagai FTA dengan jumlah populasi terbesar, FTA bukan tanpa masalah seperti kompleksnya masalah ketidakseimbangan yang tentu akan menimbulkan banyak kesulitan.
Apalagi dengan adanya teori ‘ancaman China’ yang sama sekali belum juga hilang sehingga seolah China akan menjajah negara lain dan menjadi negara superpower. Meskipun tidak mungkin, sebuah FTA yang baru dibentuk akan bisa menghindari jatuhnya korban atau munculnya banyak rumor,” ungkapnya. Untuk itu,langkah nyata antara kedua belah pihak sangat dibutuhkan guna mampu mengatasi masalah-masalah yang muncul.
Negara yang baru-baru saja mampu mencatat pertumbuhan ekonominya secara mengesankan, China harus menjadikan negaranegara anggota ASEAN sebagai mitra yang setara. Begitu juga sebaliknya, negaranegara ASEAN harus melakukan yang terbaik untuk menghindari prasangka dan kecurigaan yang tidak perlu sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara negara-negara anggota yang menandatangani FTA tersebut.
0 { ADD KOMENTAR }:
Posting Komentar